Jadi di sekolah, guru-guru itu sudah kami arahkan untuk membangun semangat kebersamaan, jiwa keakraban antar sesama, kalau sudah terbentuk semua itu, saya yakin akan jauh dari memulai atau tindakan tawuran karena otomatis mereka merasa menjadi bagian
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Jakarta Pusat mencegah tawuran di kalangan pelajar dengan membangun semangat kebersamaan di sekolah yang melibatkan guru.
“Jadi di sekolah, guru-guru itu sudah kami arahkan untuk membangun semangat kebersamaan, jiwa keakraban antar sesama, jika sudah terbentuk semua itu, saya yakin akan jauh dari kelahiran atau tindakan tawuran karena otomatis mereka merasa menjadi bagian dari sekolah tersebut,” kata Kepala Sudin Pendidikan Wilayah II Bambang Eko Prabowo saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Bambang menjabarkan sekolah harus mampu menciptakan lingkungan yang nyaman dengan menjaga kebersihan, keasrian, hijau, dan indah. Sehingga pelajar lebih senang di sekolah dibandingkan beraktivitas di luar.
Lalu mengadakan kegiatan bersih-bersih sekolah, meningkatkan sarana dan prasarana sekolah, dan menciptakan keamanan sekolah.
“Kemudian memberikan semangat di kelas, semangat kebersamaan, jadi dengan membangun itu seperti ketika masuk kelas anak-anak membuat yel-yel bersama, terus bersuara-suara bersama, sehingga semakin akrab,” ujar Bambang.
Selain itu, sesuai Arah Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Budi Awaluddin , anak-anak setiap pagi diberi kesempatan untuk menceritakan kesekharian dirinya (bercerita).
Dari cerita tersebut, kata Bambang, guru di kelas dapat menggali dan menganalisa dimana saat anak senggang dan merasa jenuh ketika di luar sekolah.
“Dari cerita itu kita mulai menggali dan menjadi bahan kami untuk menganalisis jam segini mungkin ada suatu hal atau mereka mungkin tidak nyaman. Itu menjadi temuan awal untuk walikelas dalam melakukan pelatihan lebih lanjut,” ucap Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, ketika mendapat kabar terjadinya aksi tawuran, Sudin Pendidikan bersama kepala sekolah dan Pusat Pelayanan Pendanaan Personal dan Operasional Pendidikan (P4OP) Dinas Pendidikan Jakarta langsung memastikan ke lapangan dari mana asal sekolah pelajar tersebut.
Ketika terbukti benar, jelas Bambang, langsung melakukan penjelajahan internal bersama bidang P4OP untuk memeriksa apakah pelajar tersebut penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus atau bukan.
“Kalau memang mereka yang menerima KJP ya disesuaikan dengan arahan pimpinan. Untuk tahun ini tidak ada yang KJP dicabut, tahun ini belum sejauh itu. Tawuran itu kadang di Jakarta Pusat, tapi ketika dicek orang di luar Jakpus,” jelas Bambang.
Baca juga: Polisi menangkap dua pelaku tawuran yang membunuh satu orang di Cipayung
Baca juga: Jakpus perkuat komunikasi orang tua dan anak untuk mencegah tawuran
Baca juga: Polisi gagalkan tawuran di Jatinegara, tiga pelajar ditangkap
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Hak Cipta © ANTARA 2024