Semarang (ANTARA) – Dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Dr Hastaning Sakti meminta masyarakat agar tidak menutup tangan bayi yang baru lahir dengan kaus tangan.
Menurut Hastaning, tumbuh kembang anak juga diperoleh melalui proses belajar sendiri, seperti melalui sentuhan tangan atau suara dari sekitar maupun suara dari orang tuanya.
“Saya selalu berpesan, bayi baru lahir jangan ditutup tangan dengan kaus tangan. Ini akan menutup dua persen kesempatan anak untuk belajar,” kata Hastaning dalam seminar Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah, Rabu.
Untuk bayi yang baru lahir, kata dia, biarkan tangannya bergerak meraih dan bisa merasakan apa yang ada di sekitarnya agar terstimulasi syaraf di ujung jari-jari anak.
Baca juga: “Bebas Anak” membahayakan masa depan bangsa
Hastaning mengungkapkan bahwa dampak pola asuh melalui stimulasi yang baik pada anak dapat mengurangi risiko terjadinya stunting atau tengkes.
Stunting, kata dia, berkaitan erat dengan perkembangan otak anak. Apabila perkembangan otaknya baik dan didukung dengan asupan gizi yang cukup, maka niscaya stunting tidak akan terjadi.
Lembar pemantauan perkembangan balita dalam Kartu Kembang Anak (KKA) dari BKKBN dapat menjadi alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak.
Yang meliputi aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan dan kemampuan sosialisasi secara bertahap, kata dia.
Baca juga: Sekolah Lansia jadikan penduduk lanjut usia bonus demografi
Ahli gizi dari Puskesmas Slawi, Kabupaten Tegal, Heny Erawati menambahkan bahwa selama hamil dan menyusui, ibu juga perlu menambah jumlah makanan yang dikonsumsi. “Diusahakan makannya dua porsi lebih banyak,” kata dia.
Hal itu agar kebutuhan nutrisi ibu dan janin dapat terpenuhi, tentunya dengan mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang, karbohidrat, protein hewani, nabati dan sayuran hijau yang memiliki kandungan zat besi.
“Porsi makan kecil tapi sering dan usahakan porsi makan minimal empat kali (sehari),” kata dia.
Pewarta : Redemptus Elyonai Risky Syukur
Redaktur: Sri Muryono
Hak Cipta © ANTARA 2024