Ankara (ANTARA) – Wakil Menteri Luar Negeri Senior Jepang, Akahori Takeshi, pada Rabu (25/9) menandakan “reformasi” terhadap PBB dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengatasi masalah global, serta mendesak negara-negara G20 untuk mendukung momentum ini .
Berbicara pada Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 yang diadakan di sela-sela sidang Majelis Umum ke-79 PBB, Akahori menekankan perlunya reformasi tata kelola global yang mendesak untuk memperkuat supremasi hukum dan menangani masalah seperti perang Rusia-Ukraina serta serangan Israel di Gaza.
Mendesak melakukan reformasi PBB, ia menekankan perlunya Dewan Keamanan PBB menjadi “dapat diandalkan dan transparan dalam tanggung jawabnya untuk secara efektif menangani masalah global.”
Akahori menyatakan bahwa sebagian besar negara, termasuk negara-negara berkembang, mendukung perluasan keanggotaan PBB, dan ia mendesak G20 untuk mendukung aksi nyata dalam reformasi PBB dan Dewan Keamanan.
Akahori juga menandakan “reformasi” terhadap Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dengan tekanan perlunya memperkuat sistem perdagangan multilateral.
Ia mendesak negara-negara G20 untuk bekerja sama dalam menciptakan “momentum politik” dan mempercepat negosiasi guna membentuk sistem resolusi yang fungsional sebelum akhir tahun ini.
Selain itu, Akahori juga menonjolkan “Proses AI Hiroshima” dari Kepresidenan G7 Jepang tahun 2023, yang telah menghasilkan prinsip-prinsip panduan internasional.
Ia menyatakan bahwa Jepang akan terus berupaya mengurangi risiko terkait kecerdasan buatan, termasuk mendorong penerapan aturan yang mengatur AI.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Reformasi PBB Dan Ambisi Jepang Menjadi “Negara Normal”
Baca juga: Indonesia-Jepang sepakat menggunakan reformasi WTO di G20
Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Hak Cipta © ANTARA 2024