TEMPO.COBahasa Indonesia: Jakarta – Presiden Jokowi mengatakan Indonesia punya potensi energi hijau sebesar 3.600 GW. Energi tersebut berupa energi udara, angin, matahari, panas bumi, gelombang laut, hingga bioenergi.
Jokowi juga mengklaim pemerintah terus konsisten mengambil bagian dalam upaya dunia melakukan transisi energi. Namun transisi energi di Indonesia akan dilakukan secara hati-hati dan bertahap.
“Transisi energi yang ingin kita wujudkan adalah transisi energi yang berkeadilan, terjangkau, dan mudah diakses oleh masyarakat,” tutur Jokowi saat berpidato dalam sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR-RI di Gedung Parlemen Senayan, Jumat, 16 Agustus 2024.
Lebih jauh lagi, Presiden menyampaikan keinginannya agar kekayaan yang ada di negeri ini dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat.
“Oleh karena itu, kita juga telah mengambil kembali aset kita yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, yang selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali ,” kata Presiden.
Adapun Sidang Tahunan 2024 digelar dengan tema “Nusantara Baru, Indonesia Maju” yang terdiri dari Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, dan Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Sidang Tahun 2024-2025.
Iklan
Dalam Sidang Tahunan MPR RI-Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan laporan kinerja lembaga-lembaga negara, dan sekaligus pidato kenegaraan dalam rangka HUT Ke-79 RI.
Selanjutnya, dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Sidang Tahun 2024-2025, Presiden Jokowi akan menyampaikan pidato dalam rangka Pengantar/Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangannya.
Sebelumnya, transisi energi menjadi salah satu hal yang disinggung Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Ia berujar, transisi energi menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintahan selanjutnya. Apalagi Indonesia berkomitmen menekan emisi gas rumah kaca secara bertahap dengan mengurangi porsi penggunaan energi fosil dan beralih ke energi baru dan terbarukan.
“Transisi energi ini merupakan pekerjaan besar, yang membutuhkan investasi sangat besar, dan tidak akan tuntas hanya dalam tiga sampai lima tahun,” ujar Bambang.
Pilihan Editor: Ekonom Soroti Beban Utang Rp1.200 T Tahun Depan, Singgung Biaya Upacara 17 Agustus di IKN