TEMPO.CO, Jakarta – Sejak diresmikan pemerintah, Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Desa Samber dan Binyeri, Biak Numfor, Papua mulai menciptakan peningkatan produktivitas nelayan setempat. Menurut Sekretaris Ditjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda, uji coba operasional Kalamo yang dilakukan selama enam hari setelah peresmian mulai menunjukkan hasil. Sebuah kapal nelayan berhasil mendapatkan sekitar 40 kilogram tuna senilai Rp 1,2 juta, dengan biaya produksi yang rendah, yaitu hanya Rp 240 ribu. Sementara, armada yang dibutuhkan hanya 2 orang.
“Tanggal 23, Kamis kita ada peresmian. Besoknya, Jumat pagi kapal sudah bergerak beroperasi. Jadi, jam 4 keluar, jam 10 sudah kembali. Itu bisa hasil 40 kg tuna dengan Rp 1,2 juta,” jelas Trian dalam acara Bincang Bahari bertajuk Kampung Nelayan Modern di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, pada Rabu, 6 Desember 2023.
Trian menekankan bahwa hasil ini merupakan pencapaian luar biasa, mengingat jarak perjalanan yang dilakukan hanya sejauh 9 mil dengan jam operasional selama 6 jam. Dengan demikian, hasil tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap produktivitas dan pendapatan nelayan. Menurutnya, nelayan bisa meraup Rp 10-15 juta per bulan jika bantuan pemerintah dapat dimanfaatkan secara optimal.
Trian menambahkan, “Bisa dibayangkan, semua rata-rata pendapatannya Rp 3,5 juta per bulan. dan sekarang bisa lebih dari itu. Katakanlah cuma 10-15 hari operasional, mereka sudah dapat Rp10 juta sampai Rp 15 juta,”
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Anastasia Rita Tisiana turut menekankan jika pendapatan yang signifikan ini dapat dicapai dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah dibangun dalam program Kampung Nelayan Modern, “Ini semua tergantung pada masyarakat itu sendiri. Apa mereka bisa mengoptimalkan bantuan-bantuan dari pemerintah. Dengan ini menghasilkan peningkatan pendapatan,”
Sejumlah fasilitas utama yang dibangun, antara lain dermaga tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner, cold storage, tempat penampungan ikan, kios perbekalan, hingga galangan kapal. Selain itu, fasilitas pendukung seperti balai pelatihan, instalasi air bersih, drainase, penerangan jalan, instalasi pengelolaan air limbah, dan kantor pengelola juga menjadi bagian dari infrastruktur yang mendukung produktivitas nelayan.
Dengan kata lain, nelayan memiliki peluang besar untuk meningkatkan pendapatan mereka dengan memanfaatkan infrastruktur dan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah melalui program Kampung Nelayan Modern. Keberhasilan ini tidak hanya bergantung pada sarana prasarana yang ada, namun juga pada keterlibatan dan inisiatif masyarakat untuk mengoptimalkan potensi yang telah diberikan.
Iklan
Presiden Joko Widodo meresmikan Kampung Nelayan Modern di Desa Samber dan Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua, pada Kamis, 23 November 2023. Menuju transformasi ekonomi pesisir, Presiden Jokowi menyetujui bahwa Kampung Nelayan Modern merupakan proyek yang dibangun secara terintegrasi, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas modern yang dapat memberikan dukungan maksimal bagi para nelayan.
“Saya meresmikan Kampung Nelayan Modern di Desa Samber dan Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua, hari ini. Sesuai namanya, Kampung Nelayan Modern ini dibangun secara terintegrasi dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap,” tutur Presiden Jokowi, dikutip melalui keterangan tertulisnya di Instagram @ jokowi pada Kamis, 23 November 2023.
Lebih lanjut, ia menyampaikan harapannya agar Kampung Nelayan Modern dapat terhubung dengan rantai pasok nasional dan global. “Kita diharapkan di kampung nelayan ini nanti bisa masuk ke rantai pasok nasional, bisa masuk ke rantai pasok global sehingga betul-betul apa yang kita bangun ini ada manfaatnya,”
Pilihan Editor: Investor Disebut Ragu karena Ada Capres Tolak IKN, Tom Lembong: Kepercayaan Lemah sejak Dulu