Seoul (ANTARA) – Korea Utara pada Sabtu bersumpah untuk meningkatkan kemampuan armada nuklirnya sebagai respons atas rencana Amerika Serikat merevisi strategi nuklirnya.
The New York Times pada awal pekan melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden menyetujui revisi “Panduan Penggunaan Nuklir” pada bulan Maret.
Revisi tersebut akan difokuskan pada ancaman nuklir yang meningkat dari Tiongkok dan kemungkinan koordinasi nuklir oleh Korut, Tiongkok, dan Rusia.
Persetujuan Biden itu muncul di tengah ancaman nuklir dan rudal Korut yang terus meningkat, ekspansi armada nuklir Tiongkok, dan ancaman nuklir Rusia.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut mengatakan bahwa pemerintahnya akan terus meningkatkan kekuatan di segala bidang untuk menghadapi ancaman terhadap keamanan yang dapat ditimbulkan oleh revisi strategi nuklir AS tersebut.
Dia mengatakan bahwa Korut akan terus membangun kekuatan nuklir untuk mempertahankan pelestarian dan keamanan wilayahnya, menurut laporan kantor berita resmi Korut, KCNA.
Ancaman nuklir dari negara ketiga itu dinilai semakin meningkat baru-baru ini. Rusia terus mempererat kerja sama strategi dengan Korut dan Tiongkok di tengah isolasi yang dialami Moskow akibat perang di Ukraina.
Rusia dan Korut menandatangani perjanjian “kemitraan strategis komprehensif” dalam pertemuan pemimpin kedua negara pada bulan Juni. Rusia dan Tiongkok juga telah meningkatkan kemitraan “tanpa batas”.
Di pihak lain, AS mengecam China atas dukungan negara itu terhadap industri pertahanan Rusia.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Korsel berharap pemerintahan baru AS memprioritaskan denuklirisasi Korut
Baca juga: Presiden Yoon: Jika menyerang Korsel, rezim Korut akan berakhir
Penerjemah: Primayanti
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024