Tuesday, October 22, 2024
HomeBisnisKemendag Diminta Tak Terburu-buru Terbitkan Izin Impor Sapi Bakalan, Utamakan Peternak Lokal

Kemendag Diminta Tak Terburu-buru Terbitkan Izin Impor Sapi Bakalan, Utamakan Peternak Lokal



Kemendag Diminta Tak Terburu-buru Terbitkan Izin Impor Sapi Bakalan, Utamakan Peternak Lokal

Suara.com – Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar meminta Kementerian Perdagangan atau Kemendag RI tidak terburu-buru dalam menerbitkan ijin impor sapi bakalan asal Australia. Hermanto menegaskan, Kementerian Perdagangan sedianya dapat mengutamakan para peternak sapi lokal sebelum menerbitkan ijin impor.

Hal tersebut disampaikan oleh Hermanto begitu ia menanggapi rencana untuk mengimpor sapi bakalan sebanyak 400 ribu ekor yang dilakukan Kementerian Perdagangan atau Kemendag RI.

“Tentu harus mempertimbangkan timingnya. Tidak bisa 400 ribu sapi bakalan masuk ke dalam negeri sekaligus, karena akan menyebabkan anjloknya harga daging sapi,” kata Hermanto, ditulis Kamis (15/2/2024).

Hermanto mengingatkan, bahwa sapi bakalan membutuhkan waktu untuk penggemukan sebelum disembelih dan siap untuk dipasarkan. Atas dasar itu, menurut Hermanto, timing dari impor tersebut juga harus dipikirkan Kementerian Perdagangan RI.

“Bakalan sapi membutuhkan waktu untuk penggemukan sebelum disembelih dan siap dipasarkan,” papar Hermanto.

Hermanto menegaskan, Kementerian Perdagangan atau Kemendag RI juga harus memperhitungkan secara cermat beberapa sapi bakalan yang masuk dari Australia guna memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri.

“Sehingga harus diperhitungkan secara cermat berapa banyak yang harus masuk untuk memenuhi kebutuhan daging bulan Ramadhan, berapa untuk bulan Syawal, dan berapa untuk Idul Adha nanti. Persebarannya juga di beberapa daerah, jangan menumpuk di satu daerah tertentu,” pungkas dia.

Sementara itu, DPR RI menyyangkan karena dianggap tidak memikirkan nasib peternak sapi lokal yang saat ini masih dalam proses pemulihan akibat penyakit mulut dan kuku (PMK). Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) diminta tidak mengeluarkan izin ini.

'Kita akan menanyakan informasi ini. Kita minta Kemendag jangan dulu keluarkan izin, sebelum semuanya jelas. Itu sangat penting sekali,” kata Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, memang ada rencana untuk mengimpor sapi bakalan sebanyak 400 ribu ekor. Melihat bisnis ini cukup menarik, pihak asisiasi eksportir ternak hidup Australia (liveCorp) melakukan sejumlah pendekatan. Bahkan lewat jalur Kedutaan Besar (Kedubes) Australia untuk Indonesia.

Selanjutnya, politikus PKS ini berjanji akan memanggil kementerian teknis seperti Kementerian Pertanian (Kementan), serta asosiasi peternak sapi.

“Semuanya harus clear. Saya kira perlu pengkajian yang lebih mendalam dulu. Jangan ujug-ujug impor. Harus memikirkan juga dampaknya seperti apa. Apalagi kalau ada kepentingan asing di bisnis ini,” kata Akmal.

Dirinya pun bertanya-tanya, apakah produksi daging sapi dari peternak lokal belum bisa mencukupi kebutuhan nasional. Kalaupun kurang, angkanya harus jelas. Jangan sampai, importasi sapi menjadi bancakan para oknum untuk meraup keuntungan pribadi.

“Jangan pula mengabaikan nasib peternak lokal kita. Bisa-bisa mereka malas menjadi peternak sapi, Indonesia menjadi pengimpor daging selamanya. Ini yang tidak kita inginkan,” ungkapnya.

Tahun ini, pemerintah mencanangkan impor sapi bakalan sebanyak 676 ribu ekor, serta 320.352 metrik ton daging beku. Langkah ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk itu, rekomendasi impor ini telah diterbitkan.

Impor ini, diharapkan bisa menopang derasnya kebutuhan daging yang mengalami pertumbuhan setiap tahun. Diperkirakan, permintaan daging pada tahun 2024 mencapai 720.375 metrik ton.

Artinya, produksi dalam negeri ditargetkan 422.649 ton. Artinya, masih ada kekurangan alias defisit hampir 300 ribu ton. Untuk menutup kekurangan itu, pemerintah melakukan impor. Agar persediaan dan harga daging bisa tetap terjangkau.

Namun, penentuan impor harus tepat angka serta waktunya. Dan, jangan sampai menyumbangkan peternak sapi lokal yang baru saja sembuh dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments