Fasilitas yang diberikan antara lain pelatihan bisnis kebaya dan perlengkapannya. Pelatihan yang digelar pada 11-13 November 2022 di antaranya membahas tentang manajemen produksi, keuangan, dan pemasaran produk
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) dengan keikutsertaan 30 anggota PBI di Yogyakarta untuk membina para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk memperkuat kualitas dan pemasaran produk terutama kebaya.
“Fasilitasi yang diberikan antara lain pelatihan bisnis kebaya dan perlengkapannya. Pelatihan yang digelar pada 11-13 November 2022 di antaranya membahas tentang manajemen produksi, keuangan, dan pemasaran produk,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop Yulius dalam keterangan resmi, Jakarta, Minggu.
Saat ini, pemerintah disebut sangat memahami tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh UMKM. Untuk itu, Kemenkop menjalankan program berkelanjutan melalui pemberdayaan dan peningkatan kapasitas secara utuh dari hulu sampai hilir.
Misalnya, ucap Yulius, memfasilitasi akses pembiayaan, akses promosi dan pemasaran, peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan, legalitas usaha, serta pembentukan koperasi untuk memperkuat kemitraan.
“UMKM memiliki peran penting sebagai sendi utama perekonomian nasional. Kuantitas usaha mikro harus dengan kualitas daya saing baik dari sisi produk maupun sumber daya manusia, terutama dalam menghadapi tantangan di era globalisasi dan digital,” tulisnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum PBI Rahmi Hidayati menyebutkan dukungan yang diberikan pemerintah ini menjadi sangat penting mengingat ketersediaan dan dukungan pelestarian kebaya semakin besar.
Menurut Rahmi, kegiatan berkebaya muncul di mana-mana, melibatkan berbagai generasi mulai dari ibu rumah tangga, para pekerja, generasi muda, mahasiswa, sampai murid Taman Kanak-kanak.
“Sekarang semakin banyak yang membutuhkan kebaya dan perlengkapannya, ini berarti usaha-usaha yang menyangkut produksi dan pemasaran kebaya dapat berkembang lebih baik. Teman-teman anggota PBI ternyata juga banyak yang berbisnis di bidang ini,” ujar dia.
Dengan adanya berbagai fasilitas yang disediakan Kemenkop, Rahmi mengharapkan para pelaku usaha semakin mudah mengembangkan bisnisnya, dan para pembeli semakin mudah mencari produk-produk terkait pemakaian kebaya baik secara online. on line maupun offline.
Selain produksi dan pemasaran, para pelaku usaha yang dinilai perlu memahami pakem-pakem kebaya menimbang model kebaya terlekat aspek-aspek budaya sehingga perlu dilestarikan.
Modifikasi dalam model kebaya disebut saja bisa dilakukan selama tak melanggar pakem yang ada, yakni bukaan di depan, simetris kiri dan kanan, berlengan, dan panjang kebaya bisa sampai pinggul atau di atas bagian atas kaki.
Dia mengharapkan pelatihan dan dukungan yang diberikan Kemenkop bisa diperoleh pula oleh para anggota PBI di cabang-cabang lain seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bali, dan Jakarta.
Dengan demikian, aspek ekonomi yang melekat erat di kebaya dapat dipertahankan dan dikembangkan seperti pelestarian budaya berkebaya,” katanya.
Baca juga: Optimalkan peran perempuan, Kemenkop kerja sama dengan Yayasan Pekka
Baca juga: Pengembangan usaha ramah lingkungan jadi prioritas Kemenkop tahun 2023
Baca juga: Kemenkop adakan ACM ke-2 di Bali untuk tingkatkan SDM bidang pertanian
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Buchori
HAK CIPTA © ANTARA 2022
 dengan keikutsertaan 30 anggota PBI di Yogyakarta guna membina para ...){kind=link}