TEMPO.COBahasa Indonesia: Jakarta -Belasan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) telah mendeklarasikan pembubaran organisasi. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meyakini anggota JI yang tersisa akan mengikuti langkah pimpinan mereka.
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengatakan pihaknya telah mendapat informasi tentang hal itu. “Kalau pimpinan sudah bilang, maka jemaah di bawahnya adalah kami yang mendengar kami ikut, sami’na wa atha’na (mendengar perintah serta mematuhinya),” katanya saat peresmian Museum Penanggulangan Terorisme Adhi Pradana pada hari ulang tahun BNPT yang ke-14 di Kompleks BNPT, Kabupaten Bogor, Selasa, 16 Juli 2024.
Rycko menyambut baik deklarasi pembubaran dan berharap akan berdampak kepada seluruh pihak yang merasa menjadi bagian atau simpatisan Jamaah Islamiyah.
Ia mengapresiasi tugas Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Sebab, kata dia, Densus 88 selama bertahun-tahun telah melakukan pembinaan, komunikasi, silaturahmi, hingga melaksanakan edukasi dan rehabilitasi dengan menggunakan hati.
“Sehingga bisa menyentuh hati mantan-mantan pimpinan Jamaah Islamiyah. Mudah-mudahan deklarasi ini penuh dengan keikhlasan, penuh dengan kesungguhan karena apa yang diucapkan itulah yang akan dikerjalan. Kami menyambutnya dengan baik,” katanya.
Sebelumnya beredar video di YouTube 16 anggota senior Jamaah Islamiyah, jaringan militan Asia Tenggara yang mengejutkan atas pengeboman maut Bali, mengumumkan akan membentuk kelompok tersebut.
Laporan dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) membenarkan keaslian pernyataan video pada 30 Juni yang dibuat oleh 16 pemimpin Jemaah Islamiyah (JI) yang mengumumkan bahwa mereka mengembangkan jaringan ekstremis tersebut.
Dalam pernyataan tersebut, yang direkam dalam video dan dibagikan secara online, para pemimpin menegaskan komitmen mereka terhadap negara dan hukum Indonesia. Mereka menambahkan semua materi yang diajarkan di sekolah berasrama yang berafiliasi dengan JI akan sejalan dengan ortodoks Islam.
“Masih terlalu dini untuk mengatakan apa konsekuensinya, tetapi orang-orang yang menandatangani pernyataan tersebut memiliki rasa hormat dan kredibilitas yang cukup di dalam organisasi untuk memastikan penerimaan yang luas,” kata Sidney Jones, penulis analisis awal IPAC.
Kelompok militan yang terkait dengan Al-Qaeda dituduh mendalangi beberapa serangan paling mematikan di Indonesia, termasuk pengeboman klub malam di Bali pada tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Iklan
Video deklarasi pembubaran berdurasi 3 menit 20 detik itu diunggah di akun YouTube Arrahmah_id. Dalam keterangan tertulis, deklarasi pembubaran ini dilakukan di kawasan Bogor pada 30 Juni 2024.
Dalam video itu tampak seorang pria membacakan pernyataan dengan 15 orang yang berdiri di belakangnya. Pria yang membacakan deklarasi itu disebut sebagai petinggi Jamaah Islamiyah bernama Abu Rusydan.
Abu menyatakan pembubaran berdasarkan kesepakatan majelis senior dengan para pimpinan lembaga pendidikan forum pondok pesantren yang berafiliasi dengan Al-Jamaah Al-Islamiyah.
“Menyatakan pembubaran Al-Jamaah Al-Islamiyah dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Abu.
Abu juga mengungkapkan mereka siap mengikuti peraturan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka juga mengatakan berkomitmen dan konsisten untuk menjalankan hal-hal yang merupakan konsekuensi logisnya.
Deklarasi diikuti dengan pembacaan 16 nama pimpinan Jamaah Islamiyah yang bertandatangan di Bogor, 24 Dzulhijjah 1445 Hijriah, bertepatan dengan 30 Juni 2024.
SITA PLANASARI
Baca laporan eksklusif Tempo: Pembubaran Semu Jamaah Islamiyah