London (ANTARA) – Kerusuhan sayap kanan di Sunderland, Inggris menyebabkan kelompok warga bentrok dengan polisi pada Jumat menyusul serangan penikaman yang fatal di Southport awal pekan ini, menurut laporan media.
Ketegangan meningkat dengan pelemparan bebatuan dan kaleng-kaleng ke arah polisi dalam melepaskan di depan sebuah masjid di Jalan Raya St. Mark.
Kekerasan semakin meningkat ketika petugas berusaha memukul mundur para demonstran, yang beberapa di antaranya mengenakan masker.
Kepolisian Northumbra meminta warga untuk menghindari area tersebut karena tong-tong bir juga dilemparkan ke arah petugas.
Pada saat yang sama, para demonstrasi meneriakkan kalimat “Jalan Siapa, Jalan kita” ketika menyebar ke seluruh kota.
Para demonstran juga menyasar sejumlah mobil yang berada di pusat kota Sunderland, dimana sebuah mobil dibalikkan dan dibakar yang menunjukkan kekacauan yang lebih parah.
Kerusuhan terjadi menyusul kekacauan di Hartlepool pada Rabu malam, yang oleh Kepolisian Cleveland dikaitkan dengan protes seputar serangan di Southport yang mengakibatkan kematian tiga anak di Merseyside pada Senin.
Walikota North East Kim McGuinness menyatakan mengecewakannya atas kekerasan tersebut.
“Jangan salah, jika respon Anda terhadap tragedi tersebut adalah dengan melakukan kekerasan, menganiaya orang lain, menyerang polisi, dan merusak properti, maka Anda tidak menyuarakan apa-apa selain premanisme,” ujarnya. “Anda tidak berbicara mewakili Sunderland. Anda tidak berbicara mewakili wilayah ini.”
Pada saat yang sama, 200 pengunjuk rasa anti-rasis berkumpul di luar Masjid Abdullah Quilliam di Liverpool, menyusul rumor adanya protes sayap kanan.
Kelompok itu memahami “Katakan dengan keras, katakan dengan jelas: Pengungsi diterima di sini.”
Polisi di seluruh negeri telah diminta untuk melindungi masjid dan tempat tinggal bagi pencari suaka ketika negara bersiap untuk setidaknya 19 penguatan sayap kanan dalam beberapa hari mendatang.
Seruan untuk meningkatkan keamanan dari para pemimpin masyarakat muncul setelah kekerasan yang menyebar dari Southport ke kota-kota, termasuk London, Hartlepool, Manchester dan Aldershot setelah penikaman fatal di klub liburan anak-anak.
Kerusuhan meningkat ketika rumor tak berdasar yang beredar di dunia maya mengklaim bahwa tersangka pembunuhan adalah seorang Muslim, menyebabkan serangan terhadap masjid-masijd di Southport dan Hartlepool pada Selasa dan Rabu.
Tersangka diidentifikasi pada Kamis sebagai Axel Rudakubana, 17.
Demonstrasi tersebut juga menyebabkan tempat tinggal bagi para pencari suaka di Manchester dan Aldershot menjadi sasaran para pengunjuk rasa yang mengacungkan plakat dengan pesan yang berbunyi: “Deportasi mereka, jangan dukung mereka” dan “Tidak ada apartemen untuk imigran ilegal.”
Sebagai tanggapan atas kekacauan di beberapa kota di seluruh negeri setelah insiden penikaman, Perdana Menteri Keir Starmer mengadakan pertemuan darurat pada hari Kamis dengan para pemimpin polisi di Downing Street dan mengumumkan pembentukan unit gangguan kekerasan nasional yang baru.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Serangan penikaman di Inggris menewaskan 2 anak, 9 luka-luka
Baca juga: Media: Penikaman di Kota Reading Inggris membunuh tiga orang
Baca juga: Tersangka ditangkap dalam penikaman di Inggris
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Hak Cipta © ANTARA 2024