Kesejahteraan anak merupakan perhatian utama bagi orang tua, pengasuh, dan masyarakat luas. Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan gangguan stres somatik yang menyerang anak-anak semakin meningkat. Gangguan stres somatik melibatkan gejala fisik yang bermanifestasi sebagai respons terhadap tekanan psikologis. Meskipun umumnya dikaitkan dengan orang dewasa, kelainan ini semakin banyak ditemukan pada populasi anak-anak, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap kesehatan anak-anak secara keseluruhan.
Para ahli menekankan peran lingkungan yang mendukung, komunikasi terbuka, dan intervensi dini dalam mengelola gangguan stres somatik pada anak-anak. Selain itu, memahami akar permasalahan, mulai dari tekanan akademis hingga dinamika keluarga, sangat penting untuk strategi pencegahan dan intervensi yang efektif.
Menurut Dr Sushma Gopalan, Psikolog Anak – Spesialis Kehidupan Anak, Pediatri & Neonatologi, Rumah Sakit Aster CMI, Bangalore, “Pasca-pandemi, peningkatan waktu menatap layar pada anak-anak telah mengakibatkan peningkatan kecemasan dan penekanan emosi, kondisi ini menyebabkan tekanan fisik, dan itu dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun seperti kepala, dada, lengan, dan persendian. Gejala-gejala ini bersifat biologis dan tidak disengaja atau “palsu”. ”
Beberapa penyebab, gejala dan pengobatan SSD seperti yang dibagikan oleh Dr Sushma adalah:
Gejala Gangguan Stres Somatik pada Anak
Sakit Fisik yang Tidak Dapat Dijelaskan: Sering mengeluh sakit perut atau sakit kepala tanpa sebab medis yang jelas.
Gangguan Tidur: Pola tidur terganggu atau insomnia akibat tekanan emosional.
Perubahan Nutrisi: Perubahan kebiasaan makan, baik berlebihan atau tidak, terkait dengan pergulatan emosional.
Fluktuasi Hidrasi: Asupan cairan yang tidak konsisten berhubungan dengan stres emosional.
Kecemasan dan Stres: Mengalami kekhawatiran, ketakutan, atau ketegangan berlebihan yang berkontribusi terhadap gejala fisik.
Penyebab Gangguan Stres Somtic pada Anak
– Perubahan besar seperti perceraian, konflik keluarga, penindasan, atau tekanan akademis dapat membebani anak-anak, yang diwujudkan dalam keluhan fisik.
– Anak-anak yang kesulitan mengungkapkan perasaannya secara verbal mungkin secara tidak sadar mengungkapkannya melalui gejala tubuh seperti sakit perut atau sakit kepala.
– Beberapa anak secara alami lebih sadar akan sensasi fisik mereka, dan stres dapat memperkuat persepsi ini, sehingga menyebabkan penyakit yang mereka rasakan.
– Kecemasan, depresi, atau trauma dapat terjadi bersamaan dengan SSD, sehingga semakin memperumit gambarannya.
– Penggunaan waktu layar yang berlebihan pada anak-anak dapat membuat mereka memendam emosi dan mengisolasi diri dari orang lain
Pengobatan untuk Gangguan Stres Somtic
– Tetapkan batas waktu pemakaian perangkat yang sesuai usia untuk mendorong interaksi di dunia nyata.
– Dorong anak untuk berolahraga secara teratur untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
– Menumbuhkan lingkungan di mana anak merasa nyaman mengekspresikan emosi.
– Memberikan akses terhadap konseling atau terapi untuk mengatasi tekanan emosional yang mendasarinya.
– Tetapkan rutinitas tidur yang konsisten untuk pengaturan emosi yang lebih baik.
– Pastikan pola makan seimbang untuk mendukung kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.
– Orang tua harus tetap terlibat dalam kehidupan anak, memberikan dukungan dan pengertian.