Thursday, March 30, 2023
HomeSains dan Lingkunganklikdialisis.com bertransformasi menjadi KlikQu

klikdialisis.com bertransformasi menjadi KlikQu



Jakarta (ANTARA) – Platform layanan kesehatan ginjal yang terintegrasi antara pasien, dokter spesialis, klinik dan rumah sakit penyedia layanan dialisis bertransformasi menjadi KlikQu.

KlikQu merupakan platform telemedisin yang mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.

Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Founder-KlikQu Astry Tri Astuti menjelaskan, KlikQu dibentuk untuk menjawab kebutuhan layanan kesehatan masyarakat akan penyakit kronis.

Baca juga: Dokter tekankan pentingnya jaga kepercayaan pasien telemedisin

“Sebagaimana diketahui, penyakit kronis tidak menular merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan di dunia,” kata Astry dalam keterangannya pada Selasa.

Penyakit kronis yang tidak menular diantaranya adalah gagal jantung, hipertensi, kronis ginjal, sampai dengan diabetes. Beberapa pakar menjelaskan bahwa penyakit kronis adalah pandemi berikutnyapandemi selanjutnya.

“Kami mendekatkan layanan kesehatan ini untuk dijangkau secara baik dan cepat ke masyarakat. Tidak hanya akses saja tapi kami sadar bahwa informasi kesehatan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat secara promotif dan preventif sehingga masyarakat memiliki kesadaran akan kesehatannya,” ujar Astry.

Menurut Astry, angka seseorang yang terkena penyakit kronis setiap tahunnya terus meningkat. Oleh karena itu, KlikQu menawarkan sebuah platform solusi medis satu atap dimana di dalamnya, masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan kesehatan yang dikehendaki. Mulai dari rumah sakit baik pemerintah maupun swasta terdekat dari lokasi, laboratorium kesehatan, produk kesehatan, dan portal edukasi.

Sebelumnya KlikQu merupakan transformasi dari platform kesehatan klikdialisis.com, yang membantu menjembatani akses pelayanan kesehatan dan informasi penyakit ginjal kronis.

Dengan sistem reservasi yang berani, platfrom KlikQu memungkinkan para pasien untuk mendapatkan akses layanan kesehatan dimana saja dan kapan saja.

Hal ini menjadi jawaban bahwa pasien penyakit kronis sedianya membutuhkan pengecekan secara teratur dan rutin.

“Dengan kemudahan ini maka harapan dan kualitas hidup yang lebih baik bisa tercapai,” kata Astry.

Akses kesehatan yang didapatkan seperti reservasi berani dialisis untuk pasien ginjal kronis. Juga reservasi pemeriksaan lab untuk kesehatan jantung, hipertensi, hingga diabetes.

Soal harga, Astry menjelaskan, para pasien tidak perlu khawatir. Secara konsep KlikQu akan menjadi jembatan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Jika pasien tersebut memiliki kartu BPJS Kesehatan dan dibiayai oleh pemerintah maka pasien dapat menggunakannya.

“Sementara jika akses kesehatan tidak tercover maka harga yang harus dikenakan sesuai dengan tarif pelayanan rumah sakit,” ujarnya.

Tidak hanya kemudahan dalam hal harga, KlikQu juga akan memangkas lebih dari 60 persen proses administrasi yang harus dilakukan oleh pasien jika datang langsung ke rumah sakit. Artinya, pasien tidak perlu lagi datang lebih dini untuk mengambil nomor antrean dan menunggunya di rumah sakit lagi.

“Berbicara tentang platform kita berbicara tentang ekosistem. Ini mengubah kebiasaan dan akhirnya masyarakat yang enggan memprioritaskan kesehatan karena mungkin dia harus pergi jauh membuang waktu menjadi sadar akan pentingnya kesehatan. Kita menciptakan platform kesehatan yang mengakomodir kesulitan ini,” kata Astry.

Dengan hadirnya KlikQu, diminta berharap tidak hanya para pasien yang terbantu tetapi—lebih dari itu masyarakat yang masih sehat juga dapat terbantu dan menciptakan ekosistem baru dimana kepedulian terhadap kesehatan diri adalah sebuah keharusan demi kualitas hidup yang maksimal.

KlikQu saat ini sedang dalam tahap peluncuran di Playstore. Pengguna dapat mengunduh aplikasi tersebut minggu ini.

Baca juga: Juru bicara: Galakkan lagi tes COVID-19 cegah sub varian XBB meluas

Baca juga: Zoom membantu mewujudkan layanan kesehatan digital yang terdesentralisasi

Baca juga: Pentingnya transformasi teknologi untuk pemerataan akses kesehatan

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
HAK CIPTA © ANTARA 2022



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments