Friday, November 22, 2024
HomeNationalLuhut Ungkap Kendala Tangani Polusi Udara: Potensi Hujan Hanya 2 Kali Bulan...

Luhut Ungkap Kendala Tangani Polusi Udara: Potensi Hujan Hanya 2 Kali Bulan Ini


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut masalahnya adalah kesulitan penanganan polusi udara di Jakarta akibat minimnya potensi hujan. Luhut ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai ketua tim penanganan polusi udara di Jabodetabek.

Menurut Luhut, salah satu strategi penanganan polusi adalah dengan membuat hujan buatan. Namun, strategi tersebut memerlukan awan hujan yang terbentuk secara alami.

“Masalahnya adalah hujan tidak ada, nanti bulan ini cuman ada besok, tipis kemungkinan hujan buatan karena harus ada potensi hujannya,” kata Luhut di kawasan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat, 1 September 2023.

Potensi hujan selanjutnya, kata Luhut, hanya ada pada tanggal 8 dan 9 September saja. Setelah itu Indonesia masih akan mengalami kemarau panjang dan tidak ada potensi hujan.

“Itu yang jadi masalah kita. Kita kira itu perkembangan terakhir. Tapi kami semua bekerjakan sekarang, begitu terintegrasi dan imbauan. Kita tak perlu saling salahkan, karena ini enggak akan selesai sebulan, dua bulan, dibutuhkan waktu 3 bulan atau bahkan 1 tahun baru bisa diselesaikan,” kata Luhut.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan tengah memfinalkan studi penanganan polusi udara dengan PROSPERA, lembaga penelitian dari Australia. Ia berharap 10 hari atau paling lambat dua minggu ke depan gagal sudah mendapatkan detail penelitian tersebut.

Selain itu, Luhut menyatakan saat ini memusatkan perhatian pada pengurangan polusi udara dari sektor transportasi. Sebab, kata dia, kendaraan pribadi menjadi penyumbang polusi udara terbesar.

“Nah, itu kita percepat prosesnya kendaraan listrik dan kemudian Anda lihat ada pengecekan karbon emisi daripada motor mobil sudah mulai dilakukan,” kata Luhut.

Strategi selanjutnya, Luhut juga berencana mengerahkan ratusan mist generator atau alat pembuat titik udara dari gedung-gedung tinggi di Jakarta. Saat ini alat tersebut masih diproduksi dan pengadaan kandungan lokal alat tersebut masih memerlukan waktu.

Iklan

Lebih lanjut, Luhut juga bakal menekan polusi dari sektor industri khususnya yang masih memakai pasokan listrik dari Pembangkit Tenaga Listrik Uap alias dari batu bara. Nantinya industri tersebut akan mendapat pasokan listrik dari PLN yang masih memiliki akses kapasitas 4 Gigawatt.

Tentu saja PLN mungkin dapat penyugasan, daripada rugi dia engga dipakai, rugi, jadi dipakai ini dulu, kata Luhut.

Dengan listrik dari PLN tersebut, Luhut berpendapat biaya listrik industri akan lebih murah. Namun, saya tidak akan menghitung lebih dulu dan menjadikan kebijakan ini sebagai pengugasan untuk PLN.

Bakal mengelola Sampah jadi listrik

Luhut mengatakan berencana juga berencana membuat sampah menjadi listrik. Menurut Luhut, saat ini Jakarta menghasilkan 8.000 ton sampah per hari dan seluruh Indonesia 35.000 ton per hari. Sampah tersebut nantinya akan diproses di RDF.

“Itu bisa (dibuat) ada peletnya, ini bisa kita jual tadi ke pabrik semen dan pabrik listrik. Sehingga penggunaan batu baranya bisa kurang 20 sampai 30 persen sambil menunggu pensiun dini (PLTU Batu Bara),” kata Luhut.

M JULNIS FIRMANSYAH

Pilihan Editor: Ancaman ISPA saat Polusi Udara, DKI: Seluruh Puskesmas dan RSUD Siaga 24 Jam Layani Warga





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments