TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menjelaskan soal skema pembiayaan dari program pembangunan 3 juta rumah untuk masyarakat penempatan rendah (MBR). Modal pembiayaan program tersebut, kata Maruarar, akan dicari melalui berbagai cara.
“Tadi kami bicara dengan Kementerian Keuangan, kami juga sudah bertemu dengan Pak Erick, kami juga akan membangun hubungan dengan swasta dan berbagai macam metode (pembiayaan),” ujar Maruarar di Menara BTN, Jumat, 8 November 2024.
Maruarar juga mengajak para perusahaan pengembang atau konstruksi untuk ikut membantu program ini, termasuk melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR). Ia menghimbau para pengusaha untuk ikut menyumbangkan dana pribadinya untuk ikut menyukseskan program ini dengan menjadi pengusaha yang pro rakyat.
“(Pengusaha) kalau nuntut sana-sini kencang banget ya. Jadi coba lah yang kayak gitu-gitu (nyumbang) juga kencang juga suaranya,” ucap Maruarar atau akrab disapa Ara tersebut.
Ara sendiri menyebut, anggaran kementeriannya mengalami penurunan untuk tahun 2025 nanti. Padahal, dirinya diamanahkan dengan program seperti 3 juta rumah setiap tahunnya dengan budget yang sudah pasti tidak sedikit. Namun, ia mengatakan tetap optimis bisa menuntaskan program tersebut.
“Kondisi tahun 2025, anggaran kami dari Rp 14 triliun turun menjadi Rp 5 triliun,” ujar Ara.
Oleh karena itu, Ara menyebut masih berdiskusi sekaligus mencari jalan untuk memastikan program pembiayaan 3 juta rumah untuk MBR dapat berjalan dengan baik. Ia mengatakan, saat ini dirinya sedang fokus untuk dukungan belanja dan peluang belanja.
“Formula (pembiayaan) ini finalnya kurang lebih awal Desember,” ucapnya.