Sebagian besar warga Amerika tidak percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat dipercaya informasi pemilu.
Sebuah jajak pendapat yang dirilis pada hari Kamis oleh The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research dan USAFacts menemukan bahwa hampir dua pertiga orang Amerika tidak mempercayai prediksi generatif yang dihasilkan oleh AI.
Sekitar 64% responden menanggapi survei dengan mengatakan bahwa mereka tidak yakin bahwa informasi pemilu yang dihasilkan oleh chatbot AI dapat diandalkan kebenarannya.
DAKWAAN AS MENYOROT BAGAIMANA PERETAS RUSIA MENGGUNAKAN AI DALAM KAMPANYE DISINFORMASI PEMILU
Faktanya, 43% responden survei mengatakan mereka yakin program AI akan mempersulit pencarian informasi faktual tentang pemilihan presiden. Hanya 16% responden yang mengatakan program AI akan mempermudahnya.
Chatbot AI adalah program komputer model bahasa besar yang memungkinkan pengguna meminta informasi menggunakan perintah percakapan. Pengguna dapat mengajukan pertanyaan melalui input teks, dan bot akan memberikan jawaban yang disusun dalam format percakapan yang serupa.
Beberapa dari chatbot paling sukses menggunakan ribuan terabyte data yang dikumpulkan untuk merumuskan jawaban mereka — tetapi program hanya dapat menyortir, mencampur, dan memuntahkan informasi yang diambil dari tempat lain. AI tidak dapat berpikir atau bernalar seperti manusia.
Tahta Suci Mendesak ‘MORATORIUM’ PENGEMBANGAN SENJATA PEMBUNUH OTONOM DI PBB
Selain kesalahan fakta yang sering dilakukan oleh chatbot, program AI dapat digunakan oleh pelaku jahat dalam berbagai cara untuk menyebarkan disinformasi.
Sekitar 52% responden dalam jajak pendapat AP-NORC menyatakan kekhawatiran tentang bagaimana AI akan membahayakan akses mereka ke data yang dapat diverifikasi, dibandingkan dengan hanya 9% yang antusias dengan meluasnya peran AI dalam penyebaran informasi.
Meskipun masih jauh dari kata sempurna, program AI semakin mampu menghasilkan gambar realistis dari individu di dunia nyata. Gambar rekayasa mantan Presiden Donald Trump, Wakil Presiden Kamala Harris dan lainnya telah menjadi umum di media sosial.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Jajak pendapat AP-NORC dilakukan antara 29 Juli dan 8 Agustus. Margin kesalahan yang dilaporkan sendiri adalah +/- 4%.