Vitiligo disebabkan oleh reaksi autoimun terhadap melanosit yang menyebabkan hilangnya melanosit. Penyebab vitiligo merupakan interaksi antara kerentanan genetik dan faktor lingkungan seperti yang diungkapkan Dr Rashmi Aderao, konsultan dermatologi di Ruby Hall Clinic Pune.
Saat ini, etiologi pasti vitiligo masih belum jelas, tetapi banyak faktor yang diduga berperan dalam perkembangan penyakit ini, termasuk infeksi, stres, kelainan saraf, adhesi melanosit yang tidak sempurna, dan kerentanan genetik. Hipotesis biokimia menyatakan bahwa kerusakan melanosit disebabkan oleh akumulasi metabolit toksik dari melanogenesis, kerusakan pertahanan radikal bebas, dan kelebihan hidrogen peroksida.
• Faktor eksternal: Trauma, sengatan matahari, dan paparan bahan kimia tertentu dapat memicu atau memperburuk vitiligo dengan memicu stres oksidatif dan respons peradangan.
• InfeksiInfeksi virus dan bakteri dapat memicu respons imun yang bereaksi silang dengan melanosit.
Sel T Pengatur (Treg): Sel-sel ini biasanya menekan respons autoimun, tetapi fungsinya mungkin terganggu pada pasien vitiligo, sehingga memungkinkan sistem imun menyerang melanosit.
Cacat Melanosit: Cacat Intrinsik: Melanosit pada pasien vitiligo mungkin memiliki cacat bawaan yang membuat mereka lebih rentan terhadap serangan kekebalan.
• Presentasi Antigen: Presentasi antigen melanosit yang abnormal dapat memicu respons imun yang tidak tepat.
Baik sistem imun adaptif—melalui sel T CD8+ sitotoksik dan antibodi spesifik melanosit—maupun sistem imun bawaan terlibat dalam proses autoimun melawan melanosit.
Melanosit kulit pasien vitiligo memiliki peningkatan sensitivitas terhadap faktor stres endogen atau eksternal, seperti trauma atau radiasi ultraviolet, yang meningkatkan produksi spesies oksigen reaktif (ROS). Melanosit vitiligo menunjukkan beberapa cacat struktural yang mengganggu kemampuannya untuk melawan stres oksidatif, termasuk dilatasi retikulum endoplasma, disfungsi mitokondria, dan struktur melanosom abnormal. Namun, kejadian pasti yang menyebabkan berkembangnya vitiligo masih belum sepenuhnya dipahami.
Vitiligo dikaitkan dengan penyakit autoimun lainnya, seperti artritis reumatoid, penyakit tiroid, dan lupus, alopecia areata, IBD.
Orang dengan vitiligo mungkin juga memiliki peningkatan risiko penyakit autoimun lainnya, seperti anemia pernisiosa, penyakit Addison, dan penyakit Sjogren. Idealnya, penatalaksanaan vitiligo berfokus pada menghentikan penghancuran imun melanosit, menghentikan depigmentasi, menstimulasi repigmentasi, dan mencegah kekambuhan.