Kanker mulut merupakan tantangan kesehatan global yang meliputi kanker mulut, bibir, lidah, dan tenggorokan. Kanker mulut merupakan masalah kesehatan serius yang memerlukan kewaspadaan dan tindakan. Kanker mulut merupakan kanker yang paling umum di kalangan pria di seluruh dunia dan menempati urutan ketiga di kalangan wanita. Prevalensinya sangat tinggi di Asia Selatan dan Asia Tenggara, di mana praktik yang meluas seperti mengunyah tembakau dan penggunaan sirih berkontribusi signifikan terhadap angka penyakit ini. Beban kanker mulut cukup signifikan, dengan angka kematian yang tinggi hampir 7,5%, sebagian besar disebabkan oleh diagnosis yang terjadi pada stadium lanjut.
Meskipun kanker mulut mudah terlihat dan dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan rutin, kanker ini sering tidak terdiagnosis hingga mencapai stadium yang lebih parah. Prevalensi kanker mulut berbeda-beda di seluruh dunia, sehingga penting untuk menilai dampaknya di berbagai wilayah, termasuk secara global dan khususnya di India. Secara global, terdapat 3.77.713 kasus baru kanker mulut dan 1.77.757 kematian setiap tahun, menurut World Cancer Research Fund International (2022). Di India, terdapat 1.43.759 kasus baru kanker mulut dan 79.979 kematian setiap tahun, sebagaimana dilaporkan oleh Globocon – WHO (2022).
Sebagai dokter gigi berpengalaman dengan lebih dari 3 dekade praktik, yang berkomitmen untuk memajukan kesehatan mulut, saya berdedikasi untuk menyoroti faktor risiko yang terkait dengan kanker mulut dan menekankan pentingnya pemeriksaan rutin dan deteksi dini. Pendekatan ini meningkatkan hasil pasien dan memperkuat upaya kolektif kita dalam memerangi penyakit berbahaya ini.
Tujuannya di sini adalah untuk menilai status epidemiologi kanker mulut di India termasuk pembaruan tentang faktor risiko, kemajuan dalam pencegahan, pilihan pengobatan, biaya terkait, dan praktik pemantauan. Prof. Dr. P. Parthasarathi Reddy, Ketua Pendiri Klinik Gigi FMS memaparkan faktor risiko, skrining, dan deteksi dini kanker mulut secara terperinci:
Faktor Risiko Kanker Mulut
Penggunaan Tembakau: Kaitan antara penggunaan tembakau dan kanker mulut sudah diketahui dengan baik. Baik dalam bentuk rokok, cerutu, atau tembakau tanpa asap, nikotin dan bahan kimia berbahaya lainnya berkontribusi signifikan terhadap risiko kanker. Pengguna tembakau secara signifikan lebih mungkin terkena kanker mulut daripada mereka yang tidak menggunakan tembakau. Faktor risiko utama kanker mulut di India adalah penggunaan tembakau dan pinang. Tembakau mengandung karsinogen yang menyebabkan kerusakan DNA pada sel-sel mulut.
Konsumsi Alkohol: Konsumsi alkohol yang berlebihan berinteraksi secara sinergis dengan tembakau sehingga meningkatkan risiko kanker mulut. Pecandu alkohol kronis menghadapi risiko yang lebih tinggi, terutama jika alkohol dan tembakau digunakan bersamaan.
Virus Papiloma Manusia (HPV): HPV telah dikaitkan dengan perkembangan kanker mulut. Virus yang ditularkan melalui hubungan seksual ini semakin dikenal sebagai faktor risiko yang signifikan, terutama di kalangan populasi yang lebih muda.
Usia dan Jenis Kelamin: Kanker mulut terutama menyerang orang-orang yang berusia di atas 50 tahun, dengan prevalensi lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Namun, tren berubah dan orang-orang yang lebih muda, terutama mereka yang mengidap kanker terkait HPV, menjadi lebih banyak terkena dampaknya.
Riwayat Keluarga: Riwayat kanker mulut dalam keluarga dapat meningkatkan risiko karena adanya kecenderungan genetik.
Paparan Sinar Matahari: Paparan sinar matahari yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko kanker bibir. Orang-orang dengan pekerjaan di luar ruangan atau kebiasaan yang membuat mereka terpapar sinar matahari langsung tanpa perlindungan yang memadai memiliki risiko yang lebih besar.
Kebersihan Mulut dan Pola Makan yang Buruk: Kebersihan mulut yang buruk dan pola makan yang kekurangan nutrisi penting dapat menyebabkan risiko kanker mulut. Kekurangan nutrisi, terutama vitamin A dan C, dapat berperan dalam perkembangan kanker mulut.
Pentingnya Skrining Berkala
Deteksi Dini: Pemeriksaan gigi rutin meliputi pemeriksaan kanker mulut, yang dapat mengidentifikasi lesi prakanker atau kanker stadium awal. Deteksi dini secara signifikan meningkatkan peluang keberhasilan perawatan dan dapat mengurangi kebutuhan akan prosedur yang lebih invasif.
Non-Invasif dan Cepat: Pemeriksaan kanker mulut mudah dan tidak invasif. Dokter gigi melakukan pemeriksaan visual dan taktil pada rongga mulut, sering kali dilengkapi dengan teknologi canggih seperti alat pemeriksaan kanker mulut. Proses ini cepat dan dapat diintegrasikan dengan mudah ke dalam kunjungan gigi rutin.
Tindakan Pencegahan Kesehatan: Pemeriksaan rutin tidak hanya bersifat diagnostik tetapi juga pencegahan. Mengidentifikasi dan menangani faktor risiko sejak dini dapat mengarah pada tindakan proaktif yang mengurangi risiko lebih lanjut, seperti perubahan gaya hidup atau intervensi yang ditargetkan.
Selama pemeriksaan, dokter gigi juga memberikan edukasi kepada pasien mengenai teknik pemeriksaan mandiri dan pentingnya melaporkan gejala yang tidak biasa seperti luka yang terus-menerus muncul, benjolan atau perubahan pada jaringan mulut.