Terakhir Diperbarui:
Millet, bersama dengan pola makan nabati, menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengelola stres pada tingkat molekuler
Di dunia yang serba cepat saat ini, stres adalah hal yang selalu ada, dan dampaknya sering kali tidak disadari hingga akhirnya menjadi masalah kesehatan. Mengelola stres memerlukan pemahaman akar biologisnya dan menerapkan perubahan pola makan yang dapat mengurangi dampak berbahayanya. Millet, bersama dengan pola makan nabati, menawarkan solusi yang menjanjikan untuk mengelola stres pada tingkat molekuler, seperti yang disoroti oleh para ahli Megha Pavan, Direktur dan CEO, Tru Millets, dan Sridhar Laxman, Pelatih Eksekutif dan Pendiri, Lucid Minds Coaching.
Memahami Mekanisme Molekuler Stres
Stres memicu pelepasan kortisol, hormon yang berperan penting dalam respons “lawan-atau-lari” tubuh. Meskipun lonjakan kortisol dalam waktu singkat dapat membantu kita bereaksi terhadap ancaman langsung, peningkatan kadar kortisol secara kronis, seringkali akibat stres jangka panjang, dapat menimbulkan efek buruk. Ini termasuk kecemasan, kurang tidur, melemahnya kekebalan tubuh, dan bahkan penurunan kognitif. Menurut Megha Pavan, salah satu obat alami untuk mengatur kadar kortisol adalah magnesium, mineral penting yang banyak ditemukan dalam millet. “Magnesium menstabilkan sistem saraf kita dan meningkatkan relaksasi dengan mengurangi ketegangan otot, yang pada gilirannya menurunkan tingkat stres,” jelasnya. Penelitian telah mengaitkan kadar magnesium yang rendah dengan meningkatnya stres dan ketegangan, sehingga menekankan pentingnya mineral ini untuk keseimbangan mental. Millet, dengan kandungan magnesiumnya yang tinggi, bertindak sebagai sekutu alami dalam manajemen stres dengan mendukung keseimbangan kortisol tubuh.
Serotonin dan Koneksi Usus-Otak
Cara lain yang menarik dari millet dalam mendukung manajemen stres adalah melalui dampaknya pada poros usus-otak. Usus dan otak terhubung erat melalui saraf vagus, membentuk sistem komunikasi yang memengaruhi kesehatan mental. Seperti yang dicatat Megha Pavan, “90 persen serotonin, neurotransmitter utama yang mengatur suasana hati, sebenarnya diproduksi di usus, bukan otak.” Artinya, lingkungan usus yang sehat sangat penting untuk sintesis serotonin, yang meningkatkan rasa sejahtera dan membantu melawan stres. Millet memainkan peran penting di sini, karena kaya akan serat makanan dan prebiotik, yang memberi nutrisi pada bakteri usus yang bermanfaat. Mikrobioma usus yang berkembang meningkatkan produksi serotonin, yang dapat membantu meningkatkan suasana hati, mengurangi kecemasan, dan mempertajam kejernihan kognitif. Selain itu, millet memiliki indeks glikemik (GI) yang rendah, yang berarti millet memungkinkan pelepasan glukosa secara bertahap ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan dan penurunan energi yang dapat memperburuk stres. Dengan menstabilkan kadar gula darah, millet membantu mengatur perubahan suasana hati, menumbuhkan rasa tenang.
Nutrisi, Stres, dan Energi: Peran Pola Makan dalam Kesehatan Mental
Sridhar Laxman, seorang pelatih eksekutif dan pendiri Lucid Minds Coaching, menekankan pentingnya pola makan dalam mengelola stres. Stres mengaktifkan respons melawan-atau-lari tubuh, menyebabkan produksi hormon yang mempercepat detak jantung dan pernapasan. Kualitas makanan berdampak langsung pada suasana hati, dan pola makan yang tidak teratur atau pilihan makanan berkualitas rendah dapat meningkatkan stres, jelasnya. “Karena jadwal yang padat dan tenggat waktu yang ketat, orang sering kali berkompromi dengan kualitas makanannya,” kata Laxman. Siklus melewatkan makan, makan dengan buruk, atau makan berlebihan mengganggu fungsi alami tubuh, menyebabkan fluktuasi tingkat energi dan meningkatkan stres.
Untuk mengatasi efek ini, Laxman merekomendasikan untuk memilih biji-bijian seperti millet dan memprioritaskan makanan padat nutrisi. “Mengonsumsi biji-bijian yang sehat dan menghindari makanan cepat saji olahan akan menghasilkan kejernihan mental dan tingkat energi yang stabil, yang dapat membantu individu tetap tenang dan membumi,” sarannya. Memenuhi rasa lapar saja tidak cukup; mengisi tubuh dengan makanan kaya nutrisi adalah kunci kesehatan dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Pilihan pola makan yang sadar seperti itu memberikan energi fisik dan mental yang dibutuhkan untuk melawan stres secara efektif.
Kesimpulan
Manfaat millet dan pola makan nabati untuk manajemen stres sudah jelas. Dengan kandungan magnesiumnya, berperan dalam mendukung produksi serotonin, dan kemampuan mengatur kadar gula darah, millet menawarkan alat alami yang ampuh untuk mengatasi stres. Dipasangkan dengan pola makan yang seimbang dan penuh perhatian, seperti yang direkomendasikan oleh Sridhar Laxman, makanan ini dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan kejernihan mental, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Karena stres masih menjadi masalah yang luas, memahami bagaimana pola makan memengaruhi kesehatan mental dan fisik kita sangatlah penting untuk menciptakan gaya hidup yang lebih seimbang dan tangguh.