Terakhir Diperbarui:
Bagi pria, diabetes dapat mengganggu kesehatan reproduksi, terutama kualitas sperma, kadar hormon, dan potensi kesuburan secara keseluruhan
Diabetes, suatu kondisi kronis yang sering dikaitkan dengan gula darah tinggi, mempengaruhi berbagai aspek kesehatan selain komplikasi yang umum diketahui. Salah satu bidang yang terkena dampak signifikan namun kurang dibahas adalah kesuburan pria. Bagi pria, diabetes dapat mengganggu kesehatan reproduksi, terutama kualitas sperma, kadar hormon, dan potensi kesuburan secara keseluruhan. Namun, dengan perubahan gaya hidup yang ditargetkan, intervensi medis tingkat lanjut, dan pendekatan kesehatan yang proaktif, pria penderita diabetes dapat mengatasi tantangan ini dan meningkatkan peluang mereka untuk hamil. Prinka Bajaj, Konsultan Senior Spesialis Fertilitas, Oasis Fertility membagikan semua yang perlu Anda ketahui:
Memahami Kaitan Antara Diabetes dan Infertilitas Pria
Diabetes, terutama bila tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang menurunkan kadar testosteron, hormon utama pria yang bertanggung jawab untuk produksi sperma dan libido. Selain itu, peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan stres oksidatif, suatu kondisi di mana radikal bebas berbahaya merusak sel, termasuk sel sperma. Kerusakan oksidatif ini dapat mempengaruhi integritas DNA sperma, motilitas (seberapa baik pergerakan sperma), dan morfologi (bentuk sperma), yang semuanya penting untuk pembuahan. Penelitian menunjukkan bahwa pria penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi, ejakulasi dini, dan ejakulasi retrograde, suatu kondisi di mana sperma bergerak mundur ke dalam kandung kemih alih-alih keluar melalui uretra.
Mendobrak Hambatan dengan Penyesuaian Gaya Hidup
Penyesuaian gaya hidup dapat memainkan peran transformatif dalam mengelola infertilitas terkait diabetes. Pola makan kaya nutrisi, aktivitas fisik teratur, dan rutinitas tidur yang seimbang tidak hanya membantu mengatur gula darah tetapi juga mendukung keseimbangan hormonal dan mengurangi stres oksidatif. Makanan tinggi antioksidan, seperti sayuran berdaun hijau, beri, dan kacang-kacangan, dapat membantu melawan kerusakan oksidatif, sementara olahraga teratur meningkatkan aliran darah, sehingga bermanfaat bagi kesehatan umum dan fungsi reproduksi.
Meskipun infertilitas sering dianggap sebagai masalah perempuan, namun hal ini berdampak hampir sama pada pria dan wanita. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 10 hingga 20 persen pasangan di seluruh dunia berjuang dengan infertilitas, dan sekitar 10 persen pria mengalami masalah terkait produksi atau kesehatan sperma. Menjaga berat badan yang sehat adalah faktor penting lainnya, karena obesitas, yang sering dikaitkan dengan diabetes tipe 2, dapat memperburuk ketidakseimbangan hormon dan menurunkan kadar testosteron. Kombinasi latihan ketahanan dan latihan aerobik, meskipun hanya 30 menit sehari, dapat membantu mengatur berat badan dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, yang penting untuk kesuburan yang sehat.
Kemajuan Medis untuk Kesuburan Pria
Bagi pria yang menghadapi tantangan besar, kemajuan medis menawarkan harapan. Spesialis kesuburan dapat merekomendasikan perawatan yang ditargetkan seperti terapi hormon untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormon atau antioksidan untuk mengurangi stres oksidatif. Dalam kasus yang lebih parah, teknologi reproduksi berbantuan (ART), seperti fertilisasi in vitro (IVF) atau injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI), dapat digunakan untuk meningkatkan peluang pembuahan. ICSI, yang melibatkan penyuntikan satu sperma langsung ke dalam sel telur, sangat berguna dalam kasus di mana motilitas, morfologi, atau jumlah sperma rendah karena faktor terkait diabetes. Metode seleksi sperma tingkat lanjut seperti Microfluidics atau MACS dapat membantu memilih sperma dengan fragmentasi DNA yang lebih rendah.
Menerapkan Pendekatan Proaktif terhadap Kesehatan Reproduksi
Mengatasi infertilitas pria terkait diabetes memerlukan pendekatan proaktif dan multifaset. Pemeriksaan rutin, pemantauan gula darah, dan konsultasi dengan ahli endokrinologi dan spesialis kesuburan memungkinkan pria mengatasi masalah kesehatan sejak dini, sehingga lebih mudah untuk mengontrol kondisinya. Mengelola diabetes bukan hanya tentang mengurangi gula darah; ini tentang menerapkan gaya hidup yang mendukung kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan reproduksi.
Meskipun diabetes menghadirkan tantangan unik bagi kesuburan pria, tantangan ini dapat diatasi. Dengan komitmen terhadap kesehatan, dukungan dari profesional medis, dan integrasi kebiasaan gaya hidup ramah kesuburan, pria penderita diabetes dapat menerobos hambatan dan mencapai tujuan membangun keluarga. Pemberdayaan melalui pengetahuan dan tindakan dapat mengubah diabetes dari sebuah hambatan menjadi aspek yang dapat dikelola dalam perjalanan reproduksi yang memuaskan.