Saturday, October 19, 2024
HomeNationalMengenal Investigasi Kejahatan Ilmiah, Metode yang Digunakan Polda DIY dalam Kasus Mutilasi...

Mengenal Investigasi Kejahatan Ilmiah, Metode yang Digunakan Polda DIY dalam Kasus Mutilasi Mahasiswa UMY


TEMPO.CO, JakartaKasus pembunuhan disertai mutilasi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Sleman Yogyakarta masih menyimpan sejumlah misteri. Hal ini mendorong Polda DIY menerapkan metode penyelidikan lebih lanjut.

Meski identitas korban dan pelaku sudah terungkap, namun soal motif juga penyebab utama kematian korban sebelum dimutilasi masih samar. Kedua pelaku, W dan RD telah ditangkap di Bogor Jawa Barat pada Sabtu 15 Juli lalu dan kini mendekap di rumah tahanan Polda DIY.

Polisi tak hanya andalkan keterangan dari pelaku

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Tri Panungko mengatakan, untuk mendalami kasus mutilasi yang menimpa mahasiswa R asal Pangkal Pinang Bangka Belitung itu, polisi tak hanya mengandalkan keterangan dari para pelaku.

“Dalam kasus ini kami juga mulai menerapkan metode investigasi kejahatan ilmiah untuk mengungkap fakta-fakta lain agar kasus ini terungkap tuntas,” kata Tri Panungko Selasa 18 Juli 2023.

Metode investigasi kejahatan ilmiah dapat mengetahui latar belakang kasus

Metode investigasi kejahatan ilmiah (SCI) itu, kata Panungko, penting dalam mengetahui latar belakang dan hal-hal lain yang mendorong terjadinya aksi sadis tersebut. Salah satunya yang dilakukan dengan metode itu dengan menjalankan proses forensik digital yang menelusuri isi komunikasi telepon genggam milik para pelaku. Terutama saat berselancar di dunia maya seperti di media sosial.

“Pelaku ini di handphone-nya kan punya grup-grup WA (whatsapp) dan grup media sosial, itu kami telusuri komunikasinya” kata Panungko.

“Kami juga sudah membentuk tim khusus untuk memantau proses digital forensik itu, sehingga tahu ada berbagai pelaku komunikasi dari handphone miliknya itu,” imbuh Panungko.

Lalu, apa sebenarnya metode SCI itu?

Apa itu Investigasi Kejahatan Ilmiah?

Investigasi Kejahatan Ilmiah (SCI) adalah sebuah metode yang memadukan antara teknik prosedur dan teori ilmiah dalam menangani suatu kasus kejahatan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hukum seperti dilansir dari laman Polri. SCI menggunakan berbagai disiplin ilmu baik ilmu murni maupun ilmu terapan yang dikembangkan dengan ilmu forensik. Hal ini dilakukan agar polisi bisa mendapatkan kesimpulan berdasarkan keidentikan yang dihasilkan dari berbagai sudut pandang.

Iklan

Mengacu pada tesis”Investigasi Ilmiah dalam Penyidikan Tindak Pidana Pembunuhan” yang ditulis oleh Riza Sativa dari Pascasarjana Ilmu Kepolisian, metode SCI menempatkan pengakuan posisi pada posisi terakhir dari segala bukti yang akan diajukan dalam pengadilan yang menyenangkan. Hal ini dikarenakan metode SCI berfokus pada analisis yang melibatkan berbagai ilmu pengetahuan disiplin untuk mengungkap kejahatan.

Konsep SCI dihapus dari dua kata, yaitu “ilmiah” (keilmuan) dan “penyelidikan” (penelitian). “Ilmiah” berarti dilakukan secara ilmiah, sementara “penyelidikan” mengacu pada upaya penelitian, penyelidikan, pengusutan, pencarian, pemeriksaan, dan pengumpulan data, informasi, serta menemukan guna lainnya untuk mengetahui atau membuktikan kebenaran atau kesalahan sebuah fakta. Hal ini kemudian digunakan untuk menyimpulkan berbagai temuan dan susunan kejadian.

Dalam penyidikan tindak pidana, Polri selalu diharapkan untuk memegang teguh sebagai praduga tidak bersalah, menghormati Hak Asasi Manusia, dan berlandaskan pada pembuktian ilmiah atau penyelidikan kejahatan ilmiah. Polri harus menghindari penggunaan kekerasan, tidak terburu-buru dalam meminta pengakuan, dan lebih memperhatikan aspek psikologi dan empati.

Forensik sebagai bagian dari SCI

Dalam proses pembuktian secara ilmiah, ilmu pengetahuan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu mengungkap kasus dan penyelidikan tindak pidana. Salah satu aspek pentingnya adalah ilmu forensik, yang menggunakan beragam ilmu pengetahuan seperti ilmu alam, kimia, kedokteran, biologi, psikologi, dan kriminologi. Tujuannya adalah untuk menerapkan ilmu tersebut guna mengungkapkan atau membuktikan adanya kejahatan atau pelanggaran dengan memeriksa bukti barang dari kasus tersebut.

Banyak orang yang keliru memahami SCI sebagai satu-satunya metode ilmiah dengan menganggap bahwa hanya ketika bukti diperiksa di laboratorium forensik atau kedokteran forensik, itu sudah termasuk penyelidikan ilmiah.

Padahal, cakupan SCI jauh lebih luas dari itu. Pasalnya, dalam penyelidikan yang menggunakan metode ilmiah akan melibatkan berbagai tahapan, mulai dari penarikan masalah, pengumpulan informasi awal, perumusan hipotesis, pengumpulan data, fakta, informasi, dan bukti-bukti, hingga analisis mendalam atas data, fakta, informasi, dan bukti yang ada. Proses ini akan diakhiri dengan menyimpulkan hasil penyelidikan. Dalam setiap langkahnya, SCI harus selalu menanamkan prinsip-prinsip seperti objektivitas, kejujuran, dan akuntabilitas.

PRIBADI WICAKSONO | ANDRY TRIYANTO TJITRA

Editor Pilihan: Baliho Ganjar Pranowo di Kalimantan Tengah Dicopot TNI, Yudo Margono: Tetap Pakai Aturan





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments