Friday, November 22, 2024
HomeTop NewsMPR: Idul Fitri jadi momentum introspeksi memperbaiki kehidupan bernegara

MPR: Idul Fitri jadi momentum introspeksi memperbaiki kehidupan bernegara



Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Basarah mengatakan Idul Fitri menjadi momentum saling introspeksi dalam memperbaiki kehidupan bernegara.

“Idul Fitri dengan segenap nilai-nilai kesuciannya, idealnya kita jadikan momentum bersama untuk saling introspeksi dalam memperbaiki kehidupan kemanusiaan, kemasyarakatan dan kenegaraan,” kata Basarah dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Ia mengajak seluruh elemen bangsa, terutama Presiden Joko Widodo, untuk mengambil hikmah semangat halalbihalal yang pernah dipraktikkan pertama kali oleh Presiden Soekarno di Istana Negara pada tahun 1948.

Basarah menjelaskan penyelenggaraan halalbihalal tersebut awalnya dilaksanakan atas saran tokoh Nahdlatul Ulama Kiai Haji Wahab Hasbullah. Hal itu bertujuan untuk meredakan konflik di antara elite politik yang sudah mengancam keutuhan bangsa pada saat itu.

Baca juga: Bamsoet harap Idul Fitri jadi momentum perkuat toleransi antarumat

Menurut Basarah, momentum halalbihalal waktu itu mampu menyelamatkan keutuhan Indonesia yang baru berusia tiga tahun dari konflik elite politik yang mulai merebak.

“Para tokoh politik yang berseteru saat itu duduk satu meja. Dari situ mereka konflik sadar hanya akan membubarkan republik yang sudah mereka perjuangkan dengan darah dan nyawa. Dari halalbihalal itulah mereka saling introspeksi diri dan saling memaafkan demi keselamatan dan kemajuan bangsa di masa depan,” katanya.

Selain itu, Basarah menambahkan secara harfiah dalam kamus bahasa Arab “Al-Munjid Fil-Lughah wal-A’laam”, kata “halal” berasal dari kata “halla” yang dalam bahasa Arab memiliki tiga kandungan makna, yaitu halla al-'uqdata (mengurai benang kusut), halla al-makaan (menempati atau mengendapkan), dan halla as-syai (halalnya sesuatu).

“Dari makna ketiga itu, kita dapat menarik kesimpulan makna halalbihalal berarti kekusutan, kekeruhan atau kesalahan yang selama ini telah terjadi dapat dihalalkan kembali, tentu setelah kita melakukan introspeksi diri atas kesalahan yang telah kita perbuat dan berkomitmen untuk tidak kembalinya kembali. Setelah saling memaafkan, semua kesalahan dianggap melebur, hilang, dan kembali normal seperti sebelumnya,” jelas Basarah.

Basarah juga memperingati Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah untuk umat Muslim. “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin,” ucapnya.

Pewarta : Narda Margaretha Sinambela
Redaksi : Didik Kusbiantoro
Hak Cipta © ANTARA 2024



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments