Sunday, October 20, 2024
HomeTop NewsNama-nama korban G30S PKI dan profil singkatnya

Nama-nama korban G30S PKI dan profil singkatnya



Jakarta (ANTARA) – Sejarah Indonesia tak luput dari salah satu kisah tragis yang pernah terjadi yakni G30S PKI, gerakan pengkhianatan yang dilakukan oleh sekelompok komunis dalam pembunuhan para perwira militer RI.

Kelompok tersebut adalah Partai Komunis Indonesia (PKI), salah satu partai besar di Indonesia dan mempunyai pengaruh besar juga terhadap masyarakat. PKI menghasut beberapa kelompok masyarakat dan memberi pemahaman bahwa ideologinya akan membawa perubahan baik bagi negara.

Namun, ideologinya yakni komunis tidak sejalan dengan ideologi Indonesia saat itu dan para militer RI khususnya TNI-AD sangat menentang paham komunis.

Pertentangan antara PKI dan TNI-AD tersebut menjadi penyebab terjadinya Gerakan 30 September atau G30S PKI. Awal gerakan ini mengincar para perwira tinggi TNI-AD yang dianggap sebagai penghalang kelompok PKI untuk melancarkan rencana.

Saat malam peristiwa G30S PKI ini terjadi, terdapat banyak korban yang gugur. Tidak hanya para perwira tinggi TNI-AD saja, namun terdapat korban lainnya di luar sasaran PKI.

Lalu, siapa saja nama-nama korban tersebut? Berikut penjelasan singkat tentang para korban G30S PKI yang terjadi pada tahun 1965 beserta profil singkat mereka.

1. Jenderal Ahmad Yani

Lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922, Ahmad Yani merupakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) saat peristiwa G30S PKI terjadi. Ia dikenal sebagai jenderal yang tegas dan menentang pembentukan angkatan kelima yang diusulkan PKI. Ahmad Yani dibunuh di rumahnya oleh anggota Gerakan 30 September dan jasadnya ditemukan di Lubang Buaya.

Baca juga: Kodam Jaya gelar renungan di Monumen Pancasila

2. Letjen Suprapto
Bahasa Indonesia:

Suprapto, kelahiran 20 Juni 1920 di Purwokerto adalah seorang Deputi (wakil) Kepala Staf Angkatan Darat di Medan sekaligus perwira tinggi Angkatan Darat berpangkat Walikota Jendral yang dilantik di Jakarta. Ia menjadi salah satu korban trauma dan pembunuhan dalam G30S.

Suprapto pun juga menentang ide-ide PKI dalam pembentukan angkatan kelima. Akhirnya, ia pun menjadi sasaran PKI yang diculik dari rumahnya dan kemudian dibunuh oleh anggota G30S.

3. Letjen S. Parman
Bahasa Indonesia:

Suprapto adalah seorang perwira tinggi Angkatan Darat yang menjadi salah satu korban penculikan dan pembunuhan dalam G30S. Ia memiliki keahlian di bidang intelijen dan menjadi asisten intelijen KSAD Ahmad Yani, sehingga mengetahui rencana PKI dan juga menentang ide-ide PKI. Ia diculik dari rumahnya dan kemudian dibunuh oleh anggota G30S di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

4. Letjen MT Haryono
Bahasa Indonesia:

Mas Tirtodarmo Haryono adalah Jenderal Angkatan Darat yang juga menjadi korban dalam peristiwa ini. Ia ahli dalam berbahasa asing seperti Inggris, Belanda dan Jerman sehingga ditugaskan menjadi anggota utusan Indonesia saat Konferensi Meja Bunda bersama Inggris dan Belanda. Sebagai seorang diplomat militer, Haryono dekat dengan Soekarno namun tetap berprinsip ideologi antikomunis. Ia juga dibunuh di rumahnya oleh kelompok G30S PKI.

5. Mayjen DI Panjaitan
Bahasa Indonesia:

Donald Izacus Panjaitan adalah seorang Walikota Jenderal Saat menjabat sebagai Asisten IV Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani. Panjaitan pernah berangkat ke Amerika Serikat untuk ikut kursus militer di Sekolah Tinggi Komando dan Staf Umum di wilayah Benteng Leavenworth dan kursus atase militer. Karena ikut melawan kerasnya aktivitas PKI, ia menjadi korban penculikan dan dibunuh di rumahnya di Jakarta.

Baca juga: Pengangkatan jenazah pahlawan revolusi Pelda (Purn) Soegimin tutup usia

6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo
Bahasa Indonesia:

Lahir pada 28 Agustus 1922 di Purworejo, Sutoyo adalah seorang Walikota Jenderal yang bertugas sebagai Inspektur Kehakiman atau Jaksa Militer Utama dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI.

Sutoyo pernah bergabung bersama TKR dan bersekolah di staf dan komando Bandung tahun 1960. Ia dikenal sebagai sosok yang disiplin dan teguh terhadap hukum. Sutoyo ditangkap oleh pasukan G30S dan dibunuh di Lubang Buaya.

7. Brigjen Katamso
Bahasa Indonesia:

Brigadir Jenderal Katamso, lahir 5 Februari 1923 merupakan Komandan Korem 072/Pamungkas Yogyakarta. Ia dikenal sebagai perwira yang disiplin dan menentang ideologi keras komunis, sebelumnya ia memiliki gelagat PKI.

Pada saat G30S terjadi, Katamso diculik dan dibunuh bersama Kolonel Sugiono oleh kelompok pemberontak PKI Yogyakarta yang dibawa ke Kentungan.

8. Kapten Pierre Tendean
Bahasa Indonesia:

Lahir 21 Januari 1939, Pierre Andreas Tendean adalah seorang perwira muda intelijen yang saat itu menjadi ajudan Jenderal AH Nasution. Sebelumnya ia pernah bertugas menjadi intelijen di Malaysia ketika konfrontasi Indonesia dengan Malaysia, sehingga ia naik pangkat menjadi letnan satu dan menjadi ajudan.

Ketika para pelaku G30S mencoba menangkap AH. Nasution, Pierre Tendean mengorbankan dirinya dengan berpura-pura sebagai AH Nasution saat sekelompok PKI tidak dapat mengenalinya. Ia kemudian diculik dan dibunuh.

Baca juga: Foto-foto Pahlawan Revolusi dipajang di Taman Surya Surabaya

9. AIP II KS Tubun
Bahasa Indonesia:

Ajun Inspektur Polisi (AIP) Karel Satsuit Tubun adalah seorang pengawal Wakil Perdana Menteri, Dr. J. Leimena. Saat G30S mencoba menculik Jenderal AH Nasution, Tubun yang sedang berjaga di rumah dinas Leimena yang berdekatan dengan rumah AH Nasution, ikut tewas dalam perlawanan tembakan baku.

10. Letnan Kolonel Sugiyono
Bahasa Indonesia:

Kolonel Sugiyono adalah seorang perwira Angkatan Darat yang menjabat sebagai Kepala Staf Korem 072 Yogyakarta. Ia juga pernah bersekolah di PETA dan bergabung bersama TKR sebagai komandan. Selain itu, ia kemudian pernah menjabat sebagai ajudan Komandan Brigade 10 di bawah Letnan Kolonel Suharto.

Pada malam G30S, bersama Brigjen Katamso, ia diculik dan dibunuh menggunakan kunci mortir dan dikubur di dalam lubang khusus daerah Kentungan, Yogyakarta.

11. Ade Irma Suryani
Ade Irma Suryani Nasution adalah putri dari Jenderal AH Nasution. Ketika pasukan G30S menyerang rumah Nasution untuk menangkap sang jenderal, Ade Irma yang saat itu berusia lima tahun tertembak oleh peluru nyasar. Beberapa hari kemudian, Ia pun meninggal akibat luka tembak tersebut.

12. Jenderal AH Nasution
Bahasa Indonesia:

AH Nasito merupakan jabatan Kepala Staf ABRI yang memiliki prinsip anti komunis, sehingga ia juga menentang angkatan kelima. Saat penculikan terjadi, AH Nasution satu-satunya target PKI yang berhasil selamat dan tetap hidup dari tragedi tersebut karena ajudan Pierre yang menyamar menjadi dirinya, walaupun kakinya mengalami cedera ketika berusaha kabur dengan meloncat pagar.

Baca juga: Mengenal sosok tujuh Pahlawan Revolusi

Baca juga: Kasad menawarkan keluarga pahlawan revolusi berangkat umrah

Pewarta : Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Hak Cipta © ANTARA 2024



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments