Saturday, September 21, 2024
HomeGaya HidupOIC: Jarak 20 meter dengan hutan cegah orangutan masuk kebun

OIC: Jarak 20 meter dengan hutan cegah orangutan masuk kebun



Jakarta (ANTARA) – Deputy Director Sustainable Landscape Yayasan Orangutan Sumatera Lestari – Orangutan Information Center (OIC) Binur Dessy Naibaho mengatakan jarak sekitar 15-20 meter antara kebun dan hutan dapat mencegah orangutan melintasi ke kebun masyarakat.

“Karena orangutan itu bisa menghabiskan banyak waktu di atas pohon, jadi jarang turun ke tanah, kecuali orangutan kalimantan,” ujar Binur kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Namun, katanya melanjutkan, orangutan sumatera cenderung menghabiskan waktu di atas pohon. Dengan demikian, ketika tidak ada pohon di perkebunan yang terhubung dengan hutan, maka orangutan tidak akan melintasi kebun masyarakat.

“Sayangnya, banyak kebun masyarakat yang berbatasan langsung dengan hutan. Jadi, kebun langsung hutan,” kata Binur.

Hal tersebutlah yang juga menjadi salah satu faktor penyebab munculnya konflik antara masyarakat dengan orangutan.

Baca juga: Petualangan Sherina 2 dinilai mampu mewakili keindahan Kalteng

Jika ada kekhawatiran orangutan berjalan di tanah dan di seberang kebun masyarakat, Binur mengatakan ada langkah lain yang dapat dilakukan oleh pemilik kebun.

Binur memaparkan langkah-langkah yang dapat dilakukan warga untuk melindungi kebunnya yang berbatasan dengan hutan adalah pengamanan tanaman dengan memasang plat seng.

Pemasangan plat seng, kata Binur, dapat mencegah orangutan untuk masuk ke kebun.

“Jadi, nanti pun nanti turun dari pohon, dia tetap tidak bisa manjat,” ucap Binur.

Binur meminta kepada pemilik kebun untuk tidak melindungi tanaman dengan durinya. Hal tersebut justru dapat melukai orangutan. Bagi Binur, plat seng merupakan solusi yang terbaik karena merupakan bahan yang tidak melukai orangutan, namun tetap tidak dapat dipanjat.

“Solusinya, membuat jarak antara kebun dengan hutan, melindungi tanaman dengan bahan-bahan yang memang tidak menyakiti tetapi membuat dia tidak bisa memulainya,” kata Binur menyimpulkan.

Binur membagikan langkah-langkah tersebut sebagai bentuk mitigasi konflik yang dapat dilakukan oleh masyarakat, mengingat salah satu konflik yang paling sering terjadi antara orangutan dengan masyarakat adalah persimpangannya orangutan ke kebun warga.

Baca juga: Yayasan Orangutan melakukan pembahasan pencegahan karhutla

Baca juga: BKSDA Kalbar mencari orang utan yang terjebak karhutla di Ketapang

Baca juga: BKSDA membantu orangutan dari kebun sawit di Subulussalam

Pewarta: Putu Indah Savitri
Redaksi : Satyagraha
HAK CIPTA © ANTARA 2023



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments