Saturday, November 9, 2024
HomeTop NewsPajak dan Kendala Operasional Perjuangan UD Pramono Menjaga Produksi Susu Boyolali

Pajak dan Kendala Operasional Perjuangan UD Pramono Menjaga Produksi Susu Boyolali


Pajak dan Kendala Operasional Perjuangan UD Pramono Menjaga Produksi Susu Boyolali
Ditjen PKH bersama Komite Pengawas Perpajakan dan Pemda Boyolali turun tangan untuk memfasilitasi solusi bagi peternak sapi perah UD Pramono.(Kementan)

UD Pramono, pengepul susu sapi perah di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolalitengah menunjukkan perjuangan luar biasa dalam perjuangan berat untuk mempertahankan usahanya. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) serta Pemerintah Daerah Kabupaten Boyololi mendukung komitmen UD Pramono untuk tetap beroperasi demi keberlangsungan hidup 1.300 peternak sapi perah yang menjadi mitra dan binaannya.

UD Pramono saat ini mengelola 20 ribu liter susu segar per hari yang dipasok oleh peternak-peternak dari tujuh kecamatan di Boyolali dan satu kecamatan di Klaten. Sebagai pengepul utama, UD Pramono menjadi andalan para peternak kecil untuk menjual susu mereka dengan harga yang menguntungkan serta memastikan kebutuhan susu segar di Solo Raya dan sekitarnya terpenuhi.

Namun, di tengah kontribusinya yang besar, UD Pramono kini menghadapi kendala terkait beban pajak yang belum terselesaikan. Masalah ini memicu pemblokiran rekening perusahaan pada 4 Oktober lalu, membuat UD Pramono terpaksa menjual enam ekor sapi perah untuk menjaga operasional bisnisnya.

Situasi ini memicu perhatian serius berbagai pihak, termasuk Ditjen PKH Kementan dan Komite Pengawas Perpajakan (Komwasjak), yang turun langsung bersama dengan Pemda Boyolali berdiskusi dengan UD Pramono pada 6 November 2024 untuk mencari solusi terbaik bagi kelangsungan usaha.

Ketua Komwasjak, Amien Sunaryadi, menyampaikan bahwa timnya akan melakukan investigasi menyeluruh untuk memberikan rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Pemerintah daerah, di bawah Arah Bupati Boyolali, M Said Hidayat, juga aktif memfasilitasi dialog antara UD Pramono dan DJP untuk mencari penyelesaian.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, mendukung upaya yang dilakukan Pemda Boyolali untuk mendorong UD Pramono dan 1.300 peternak mitranya tetap menjalankan usaha sapi perahnya.

“Kami pantau terus perkembangannya. Tim dari Ditjen PKH akan terus berkoordinasi dengan Dinas terkait. Ini mencakup 1.300 peternak sapi perah di sana. Kami memberikan perhatian karena produksi susu di sana akan menggerakkan perekonomian pedesaan. Dan juga produksi susunya akan mendukung program Makan Bergizi,” kata Agung saat dikonfirmasi secara terpisah.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati, optimis UD Pramono dapat terus beroperasi. “Usaha UD Pramono ini mencakup hajat hidup 1.300 peternak. Boyolali adalah penghasil susu terbesar di Jawa Tengah. Kami akan terus berusaha agar usaha ini tetap berjalan,” ujarnya.

Sekadar informasi, UD Pramono tidak hanya membeli susu dari peternak dengan harga yang bersaing, tetapi juga memberikan dukungan dalam bentuk bantuan pakan, pinjaman tanpa bunga, dan sembako kepada peternak mitra. Mitra utama UD Pramono, Susu Boyolali, juga mendukung dengan mengolah susu segar menjadi produk susu pasteurisasi untuk program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Magelang.

Pramono tetap menerima pasokan susu dari para peternak, meski persoalan pajak belum tuntas. Namun, ia menyatakan bahwa kelangsungan usaha ini akan bergantung pada penyelesaian masalah pajak. Ditjen PKH bersama Dinas Peternakan Boyolali akan terus mengikuti perkembangan dan mendukung UD Pramono dalam mempertahankan usahanya. (RO/Z-3)



Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments