Friday, September 20, 2024
HomeBisnisPakar untuk memerangi misinformasi | Tribun Ekspres

Pakar untuk memerangi misinformasi | Tribun Ekspres


KARACHI:

Pakar TI dan aktivis sosial telah menyajikan beberapa tip dan nasihat berguna untuk mengendalikan misinformasi, disinformasi, konten berbahaya, dan kampanye yang dibuat-buat di media sosial. Mereka menyarankan agar pemerintah merumuskan aturan dan menerapkannya secara ketat agar bisnis di media sosial tidak dirugikan.

Media sosial adalah industri yang sedang berkembang di mana ribuan orang mendapatkan penghidupan yang layak melalui pengunggahan video pendek, postingan, dan mengumpulkan suka, komentar, kunjungan situs, dan interaksi lainnya. Mereka menyebutkan bahwa kecanduan media sosial sedang meningkat, dan menggambarkannya sebagai tatanan dunia baru yang memengaruhi tren, gaya, pola pikir, dan bisnis online.

Mereka menekankan bahwa pemerintah harus menetapkan aturan yang jelas, yang melibatkan platform media sosial, masyarakat sipil, dan perusahaan IT, untuk memastikan efektivitas dan menyebarkan kesadaran digital di kalangan masyarakat.

Model Tiongkok, menurut mereka, lebih baik dalam hal pengendalian media sosial karena menggabungkan pendekatan holistik, alat penyaringan, dan registrasi pengguna dengan nama asli, sehingga memungkinkan pihak berwenang melacak dan memantau aktivitas secara efisien dan cepat.

Dengan menerapkan berbagai strategi seperti kampanye kesadaran, inisiatif peraturan, dan mengembangkan kebiasaan memeriksa fakta sebelum membagikan konten, pengguna dapat mengurangi penyebaran dan dampak misinformasi, disinformasi, konten berbahaya, dan kampanye yang dibuat-buat baik di platform online maupun offline.

Volume disinformasi dan misinformasi meningkat di media sosial, yang berdampak buruk terhadap kredibilitas dan pertumbuhan bisnis online, termasuk perbankan digital dan e-commerce, menurut Ketua Dellsons Associates, Ibrahim Amin.

Amin menggarisbawahi perlunya semua pemangku kepentingan, termasuk otoritas pengatur, perusahaan, dan konsumen, untuk mengendalikan misinformasi, yang mengarah pada kejahatan keuangan dan penipuan, yang berdampak pada berbagai perusahaan dan penggunanya dengan munculnya internet dan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Dia menyarankan agar konsumen selalu memverifikasi hadiah dan skema investasi dengan perusahaan sebelum melakukan investasi apa pun, dan regulator harus memblokir konten apa pun yang digunakan untuk mengiklankan skema berbahaya.

Ia juga merekomendasikan agar perusahaan dan regulator terus mengedukasi masyarakat tentang penipuan dan penipuan keuangan, memberikan tips untuk menghindari jebakan ini melalui berbagai media dan saluran, dan mengambil tindakan terhadap penjahat dunia maya dan penipu, khususnya di dalam negeri.

Analis TI Muhammad Yasir menyebutkan, regulasi internet dan media sosial sebagian besar dapat dilakukan oleh otoritas pemerintah yang bekerja sama dengan manajemen perusahaan media sosial. Namun, kontrol penuh dan pemantauan menyeluruh terhadap konten tidak mungkin dilakukan sebelum mengadopsi model Tiongkok yang melarang situs media sosial asing dan menyiapkan platform lokal alternatif bagi warga negara.

Di Pakistan, otoritas terkait telah menyiapkan model untuk memblokir konten bagi pengguna di negara tersebut dengan menghubungi administrasi platform media sosial. Hal ini telah menyebabkan penghapusan konten yang menghujat, tidak senonoh, dan anti-negara di masa lalu, terutama di platform seperti Facebook, TikTok, dan Bigo.

Meskipun sistem ini dapat secara efektif menjaga nilai-nilai dan keyakinan negara, sistem ini juga dapat berdampak negatif terhadap bisnis yang bergantung pada media sosial, pemasaran digital, dan e-commerce. Oleh karena itu, pemerintah harus menetapkan akses khusus dan prosedur operasional standar (SOP) bagi pelaku bisnis online untuk memastikan penghidupan mereka tidak terganggu.

Mekanisme apa pun untuk mengontrol konten harus dibentuk untuk mengekang disinformasi tanpa mempengaruhi bisnis pekerja online.

Diterbitkan di The Express Tribune, 13 Aprilth2024.

Menyukai Bisnis di Facebook, mengikuti @TribuneBiz di Twitter untuk tetap mendapat informasi dan bergabung dalam percakapan.





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments