Seorang pria berusia 44 tahun, yang berasal dari distrik Gujarat di Punjab, telah dinyatakan positif terinfeksi virus cacar monyet atau mpox setelah tiba di Pakistan dari negara teluk, menandai kasus mpox ketujuh di negara itu tahun ini dan keenam sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan darurat bulan lalu.
Setelah dicurigai membawa virus, pasien, yang mendarat di Bandara Islamabad pada 14 September (Sabtu), dibawa ke Institut Ilmu Kedokteran Pakistan (Pims).
Petugas kesehatan mengonfirmasi bahwa sampel yang dikirim ke National Institute of Health (NIH) dinyatakan positif mengandung mpox. Pasien dilaporkan dalam kondisi stabil.
“Ini adalah kasus mpox ketujuh yang terkonfirmasi di Pakistan tahun ini,” kata seorang pejabat kesehatan di kementerian kesehatan federal.
“Lima kasus sebelumnya telah dikonfirmasi di laboratorium Universitas Kedokteran Khyber di Peshawar, sementara pasien terbaru ini sedang dirawat di Islamabad,” kata pejabat tersebut.
Mpox adalah virus yang menyebabkan gejala mirip flu dan lesi berisi nanah dan, meskipun biasanya ringan, dapat mematikan. Anak-anak, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah semuanya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi.
Sebelumnya pada hari Rabu, satu kasus mpox dilaporkan di Khyber Pakhtunkhwa (KP), sehingga jumlah total kasus virus tersebut menjadi enam di Pakistan, kata Menteri Kesehatan provinsi Syed Qasim Ali Shah.
Terlebih lagi pada hari Minggu, setidaknya tiga penumpang yang bepergian ke Karachi diduga terkena cacar monyet dalam satu hari di Bandara Internasional Jinnah, Geo News melaporkan mengutip sumber.
Ketiga penumpang kembali ke Pakistan dari negara-negara Timur Tengah, sumber tersebut menambahkan.
Menyusul kekhawatiran kesehatan global, WHO telah menyetujui MVA-BN sebagai vaksin pra-kualifikasi pertama melawan virus cacar monyet, menurut The News pada hari Sabtu.
“Pra-kualifikasi pertama vaksin terhadap mpox ini merupakan langkah penting dalam perjuangan kita melawan penyakit ini, baik dalam konteks wabah saat ini di Afrika maupun di masa mendatang,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Perkembangan ini terjadi setelah badan pusat kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan wabah mpox sebagai “darurat kesehatan internasional” pada bulan Juli.
Lonjakan kasus mpox di Peshawar telah memicu kekhawatiran di kalangan ahli kesehatan dan masyarakat umum, dengan seruan untuk peningkatan kewaspadaan dan pedoman perjalanan yang lebih ketat.
Pihak berwenang terus memantau situasi dengan cermat, terutama mengingat deklarasi darurat terbaru WHO terkait virus tersebut, tambahnya dan memuji Layanan Kesehatan Perbatasan (BHS) yang akhirnya mendeteksi kasus mpox selain Peshawar.
