Pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada Fox News Digital bahwa ada dua serangan baru terhadap pangkalan AS di tahun ini Irak dan Suriah.
Di Pangkalan Udara Al-Asad di Irak, sebuah drone serang satu arah ditembak jatuh di dekat pangkalan tersebut. Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan.
Di Pangkalan Patroli Al-Shaddadi di Suriah, terjadi serangan multi-roket, meskipun tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang dilaporkan pada infrastruktur.
Putaran serangan terakhir ini menjadikan jumlah total serangan menjadi setidaknya 90 sejak 17 Oktober, kurang dari dua minggu setelah perang Israel dengan Hamas.
Serangan-serangan tersebut diklaim oleh kelompok militan Irak yang didukung Iran dan dijuluki Perlawanan Islam di Irak. Para militan mengatakan serangan mereka merupakan pembalasan atas dukungan Washington terhadap Israel dan kehadiran militernya di Irak dan Suriah.
Iran memegang kekuasaan besar di Irak, dan koalisi kelompok yang didukung Iran membawa Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani ke tampuk kekuasaan pada Oktober 2022. Pada saat yang sama, terdapat sekitar 2.000 tentara AS di Irak berdasarkan perjanjian dengan Baghdad, sebagian besar untuk melawan kelompok militan ISIS.
Bagdad juga sangat bergantung pada keringanan sanksi Washington untuk membeli listrik dari Iran, dan sejak invasi AS tahun 2003, cadangan mata uang asing Irak disimpan di Bank Sentral AS, sehingga memberi Amerika kendali signifikan atas pasokan dolar Irak.
Sementara itu, AS dan sebagian besar komunitas internasional telah berupaya keras mencegah perang di Jalur Gaza yang terkepung meluas ke seluruh wilayah.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Berbeda dengan Kelompok Hizbullah LebanonMeskipun dipandang sebagai wakil Iran yang paling kuat di kawasan, milisi Irak sejauh ini hanya memainkan peran terbatas dalam konflik tersebut.
Associated Press berkontribusi pada laporan ini.