Tuesday, September 17, 2024
HomeNationalPasar Tenaga Kerja AS Mulai Melemah, Wall Street Melesat

Pasar Tenaga Kerja AS Mulai Melemah, Wall Street Melesat



Jakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melesat di awal perdagangan Kamis (9/2/2023) waktu setempat. Serangkaian laporan earning emiten mendongkrak kinerja Wall Street.

Indeks Dow Jones naik 0,7%, S&P 500 0,8%, dan Nasdaq melesat 1,4%.

Saham Disney melesat melesat setelah melaporkan kehilangan pelanggan yang lebih sedikit dari ekspektasi pasar. Kemudian PepsiCo juga naik setelah membukukan laba lebih tinggi dari ekspektasi.

Sejauh ini, 63% dari perusahaan di S&P sudah melaporkan penghasilan kuartal IV-2022. Dari total yang melaporkan sebanyak 69,5% lebih baik dari ekspektasi, berdasarkan data dari FactSet sebagaimana dilaporkan CNBC Internasional.

Kemudian, data yang dirilis dari Amerika Serikat menunjukkan klaim tunjangan sebanyak 196.000 sepanjang pekan lalu, naik dari 13.000 dari pekan sebelumnya.

Rilis data ini membuat pelaku pasar melihat pasar tenaga kerja mulai melemah dan bank sentral AS (The Fed) kemungkinan tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga.

Sebelumnya pasar sempat cemas setelah pekan lalu data tenaga kerja AS masih terlihat sangat kuat.

Secara mengejutkan perekonomian Paman Sam mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari, berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang,

Kemudian, tingkat perlawanan yang diprediksi naik menjadi 3,6% malah turun menjadi 3,4%. Rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% year-on-year, lebih tinggi dari prediksi 4,3%.

Dalam kondisi normal pasar tenaga kerja yang kuat, tingkat reaksi yang turun, serta rata-rata upah per jam yang naik cukup tinggi adalah kabar baik. Tetapi kondisi dalam saat ini menjadi berita buruk.

Pasar tenaga kerja yang kuat, begitu juga dengan rata-rata tekanan risiko membuat inflasi semakin sulit turun ke target bank sentral AS (The Fed) sebesar 2%. Artinya ada resiko The Fed kembali akan agresif menaikkan suku bunga, dan suku bunga tinggi ditahan lebih lama lagi.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Wall Street Berjangka Jeblok Lagi, Analis Tak Heran!


(pap/pap)




Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments