Pekerja dari Asda telah mengadakan demonstrasi untuk menandai dimulainya tuntutan kesetaraan upah yang melibatkan lebih dari 60.000 staf.
Serikat pekerja GMB mengatakan bahwa tenaga kerja ritel yang sebagian besar perempuan di jaringan supermarket itu digaji hingga £3,74 per jam lebih rendah daripada staf gudang yang sebagian besar laki-laki.
Sebelumnya, staf menggelar unjuk rasa di Manchester, tempat kasus tersebut telah dibawa ke pengadilan ketenagakerjaan, untuk menuntut kesetaraan gaji.
Asda mengatakan pihaknya menghormati hak staf untuk mengajukan kasus tetapi “dengan tegas menolak” klaim bahwa tingkat gaji dipengaruhi oleh jenis kelamin.
GMB menggambarkan kasus ini sebagai kasus terbesar yang pernah ada di sektor swasta, dengan sidang pengadilan diperkirakan berlangsung selama tiga bulan.
Mereka yang berada di balik klaim yang diajukan oleh firma hukum Leigh Day, berpendapat bahwa pekerjaan ritel memiliki nilai yang sama bagi perusahaan seperti pekerjaan pergudangan.
Juru bicara firma hukum itu mengatakan, jika tuntutan itu berhasil, staf yang bekerja di posisi yang upahnya rendah akan dapat menuntut kompensasi berupa gaji tertunggak selama enam tahun.
Ini adalah tahap kedua dari kasus panjang yang dimulai pada tahun 2014.
Nadine Houghton, pejabat nasional GMB, mengatakan hasil sidang tersebut akan “memberikan sanksi kepada pengecer yang meremehkan pekerja lantai produksi yang sebagian besar adalah perempuan”.
Ia mengatakan para anggota menantang sektor yang “dibangun atas dasar meremehkan pekerjaan perempuan secara struktural”.
Seorang juru bicara Asda mengatakan ada berbagai macam peran pekerjaan di posisi ritel dan pergudangan.
“Kami terus membela klaim ini karena ritel dan distribusi adalah dua sektor industri berbeda yang memiliki keahlian dan struktur gaji yang berbeda pula,” tambahnya.
Kasus ini mengikuti akhir dari pertarungan hukum upah yang setara serupa yang melibatkan ribuan pekerja Next, yang menemukan bahwa staf ritel tidak seharusnya dibayar dengan gaji lebih rendah daripada staf gudang.
