Di dunia teknologi yang serba cepat, kerja jarak jauh telah menjadi model yang lazim, memberikan fleksibilitas namun juga berkontribusi terhadap tantangan kesehatan bagi para profesional seperti Matthew Hans-Bello dan Nuel Umahi, Benjamindada melaporkan.
Saat mereka menghadapi batasan yang kabur antara pekerjaan dan ruang pribadi, masalah mulai dari ketegangan mata hingga nyeri punggung yang parah semakin memengaruhi kesejahteraan mereka.
Matthew Hans-Bello, manajer solusi terintegrasi di TASCK Creative, berbagi rutinitas hariannya, mengakui dampak pekerjaan jarak jauh terhadap kesehatannya.
Kisahnya dapat diterima oleh banyak orang, ketika sebuah penelitian dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menyoroti meningkatnya masalah nyeri punggung dan leher di kalangan pekerja jarak jauh sejak awal pandemi COVID-19.
Nuel Umahi, seorang pekerja teknologi yang mengalami sakit punggung parah dan gangguan penglihatan, menjelaskan tantangan dalam menjaga kesehatan ruang kerja.
Fisioterapis Stephanie Ede dan profesional HR Emmanuel Faith menekankan pentingnya solusi ergonomis, mempertanyakan sifat ruang kerja pekerja jarak jauh.
Dampak nyeri punggung bawah tidak hanya berdampak pada pribadi, tetapi juga memengaruhi produktivitas dan menimbulkan biaya perawatan kesehatan yang signifikan.
Kesaksian anonim mengungkapkan bagaimana tantangan kesehatan ini menyebabkan hilangnya hari kerja dan masalah kinerja, sehingga mendorong refleksi mengenai implikasi yang lebih luas terhadap kesejahteraan karyawan.
Emmanuel Faith menguraikan dampak beragam tantangan kesehatan terhadap produktivitas karyawan, dan mendesak pendekatan holistik untuk mengatasi aspek fisik dan psikologis.
Di tengah tantangan ini, solusi muncul: istirahat teratur, olahraga jalan kaki, dan kepatuhan terhadap aturan 20-20-20, menawarkan cara praktis untuk meringankan ketegangan mata dan nyeri punggung.
Penerapan rutinitas berjalan kaki dan pertimbangan meja yang dapat disesuaikan oleh Matthew Hans-Bello mencerminkan meningkatnya kesadaran akan tindakan proaktif. Ahli kacamata Damaris Akhigbe menggarisbawahi pentingnya aturan 20-20-20 dalam mengurangi kelelahan mata bagi mereka yang terlalu lama menatap layar.
Ketika pekerjaan jarak jauh terus berkembang, profesional HR Emmanuel Faith mengadvokasi perbaikan dalam Organisasi Pemeliharaan Kesehatan (HMO) untuk memberikan cakupan yang komprehensif, mengatasi kebutuhan kesehatan unik para pekerja teknologi.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara HR dan HMO, menekankan pendidikan tentang hak-hak kesehatan dan cakupan untuk kesejahteraan yang optimal.
Kesimpulannya, eksplorasi ini menggali tantangan kesehatan yang dihadapi oleh pekerja teknologi jarak jauh, dan memberikan wawasan tentang perjuangan individu seperti Hans-Bello dan Umahi. Hal ini memerlukan upaya kolektif untuk meningkatkan lingkungan kerja jarak jauh, memastikan kesehatan dan produktivitas tenaga kerja yang terus bertambah ini.