Jakarta (ANTARA) – Pejabat Diplomasi Publik Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) Mary Trechock menilai bahwa pemerintahan AS yang baru tidak akan berdampak signifikan terhadap program pendidikan universitas di AS.
Tanggapan itu muncul saat Trechock ditanya apakah pemerintah AS yang baru akan berdampak pada program pertukaran pendidikan universitas antara Indonesia dan AS.
Dalam acara laporan tahunan Pintu Terbuka di Jakarta, Senin, Trechock mengatakan bahwa departemen pendidikan AS tidak begitu mengelola jaringan pendidikan tinggi, menambahkan bahwa sebagian besar universitas di AS bersifat swasta atau dikendalikan di tingkat negara bagian.
“Jadi, di setiap negara bagian di Amerika Serikat memiliki sistem universitas negeri yang dikelola oleh negara bagian,” kata Trechock.
Trechock melanjutkan, situasi universitas di AS sedikit berbeda dari Indonesia karena setiap institusi dapat menetapkan prioritas dan ekspektasinya sendiri untuk melibatkan mahasiswa internasional, tambahkan sebagian besar universitas di AS ingin sebanyak mungkin mahasiswa internasional di kampus mereka.
“Jadi, mereka benar-benar datang ke Asia Tenggara; ke Indonesia, ke Vietnam, Filipina untuk merekrut lebih banyak pelajar dari Asia,” tambah Trechock.
Diketahui bahwa China dan India menjadi negara pengirim pelajar terbanyak di AS, dengan masing-masing 331.602 dan 277.398 pelajar per tahun.
Selain itu, Trechock menyebutkan bahwa semua universitas di AS yang telah menerima pelajar Indonesia mengatakan bahwa mereka menginginkan lebih banyak lagi pelajar Indonesia, menambahkan bahwa pelajar Indonesia sangat berkomitmen untuk menjadi bagian dari komunitas.
“Jadi kami berharap lebih banyak orang Indonesia yang memilih Amerika Serikat sebagai tujuan pilihan mereka,” ujar Trechock.
Menurut laporan tahunan Open Doors 2024, Indonesia mengirimkan sebanyak 8.348 pelajar ke AS selama periode 2023-2024, dengan lima negara bagian AS terfavorit tujuan pelajar Indonesia, yaitu California, New York, Washington, Massachusetts, dan Illinois.
Laporan itu juga mencatat bahwa jumlah pelajar Indonesia yang berkontribusi dalam pertukaran jangka pendek ke AS meningkat dari 241 menjadi 310 atau meningkat sebanyak 28,6 persen.
Sedangkan pelajar Indonesia yang berpartisipasi dalam program mengisi AS meningkat dari 2237 menjadi 2476 atau meningkat sebanyak 10 persen.
Selain itu, laporan tersebut juga menunjukkan peningkatan jumlah pelajar AS yang berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan ke Indonesia, yaitu dari 142 menjadi 597 atau meningkat sebanyak 320 persen.
Baca juga: Pemerintahan Trump membekukan program pendidikan AS untuk anak migran
Baca juga: “Donald Trump kemungkinan tidak mempengaruhi jumlah pelajar internasional”
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Redaktur: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2024