NEW DELHI: Peneliti dari Universitas Negeri Arizona telah membuat penemuan signifikan di Antartika, mengungkap 13 penemuan yang sebelumnya tidak diketahui virus papiloma dibawa oleh anjing laut Antartika. Temuan ini baru-baru ini dipublikasikan di jurnal Ilmu pengetahuan virus.
Papillomavirus, juga dikenal sebagai HPVadalah virus DNA kecil yang menginfeksi sel epitel di berbagai spesies, termasuk manusia dan hewan. Meskipun ratusan human papillomavirus telah diidentifikasi, mereka diklasifikasikan ke dalam tipe risiko rendah dan risiko tinggi berdasarkan hubungannya dengan kanker.
Penelitian yang dipimpin oleh Melanie Regneyseorang mahasiswa PhD di Lab Varsani ASU, berfokus pada eksplorasi virus pada makhluk yang terabaikan. Regney menekankan keberadaan virus di mana-mana, dengan menyatakan, “Virus ada dimana-mana.” Melalui analisis sampel jaringan dari anjing laut macan tutul, anjing laut Weddell, dan anjing laut berbulu Antartika, para peneliti mengidentifikasi 13 virus papiloma baru, dengan 11 di antaranya merupakan jenis virus baru.
Analisis evolusi mengungkapkan bahwa virus-virus ini berkerabat dekat dengan virus papiloma yang menginfeksi karnivora lain, yang menunjukkan adanya hubungan evolusi bersama yang spesifik pada spesies.
Yang paling penting adalah penemuan bahwa sembilan dari virus yang teridentifikasi mengandung gen yang berpotensi terkait dengan kanker, mirip dengan human papillomavirus seperti HPV 16 dan 18. Meskipun dampaknya terhadap anjing laut Antartika masih belum pasti, Regney menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk melindungi makhluk-makhluk ini. di salah satu wilayah yang paling belum dijelajahi di bumi. Dia menyoroti sifat asli Antartika dan kebutuhan untuk memahami virusnya untuk memahami dinamika ekosistem.
Papillomavirus, juga dikenal sebagai HPVadalah virus DNA kecil yang menginfeksi sel epitel di berbagai spesies, termasuk manusia dan hewan. Meskipun ratusan human papillomavirus telah diidentifikasi, mereka diklasifikasikan ke dalam tipe risiko rendah dan risiko tinggi berdasarkan hubungannya dengan kanker.
Penelitian yang dipimpin oleh Melanie Regneyseorang mahasiswa PhD di Lab Varsani ASU, berfokus pada eksplorasi virus pada makhluk yang terabaikan. Regney menekankan keberadaan virus di mana-mana, dengan menyatakan, “Virus ada dimana-mana.” Melalui analisis sampel jaringan dari anjing laut macan tutul, anjing laut Weddell, dan anjing laut berbulu Antartika, para peneliti mengidentifikasi 13 virus papiloma baru, dengan 11 di antaranya merupakan jenis virus baru.
Analisis evolusi mengungkapkan bahwa virus-virus ini berkerabat dekat dengan virus papiloma yang menginfeksi karnivora lain, yang menunjukkan adanya hubungan evolusi bersama yang spesifik pada spesies.
Yang paling penting adalah penemuan bahwa sembilan dari virus yang teridentifikasi mengandung gen yang berpotensi terkait dengan kanker, mirip dengan human papillomavirus seperti HPV 16 dan 18. Meskipun dampaknya terhadap anjing laut Antartika masih belum pasti, Regney menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut untuk melindungi makhluk-makhluk ini. di salah satu wilayah yang paling belum dijelajahi di bumi. Dia menyoroti sifat asli Antartika dan kebutuhan untuk memahami virusnya untuk memahami dinamika ekosistem.