TEMPO.CO, Medan –Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Hassanudin menanam bibit cabai di acara “Gerakan Sumut Menanam” pada rangkaian Pra Musrenbang Provinsi Sumut 2025 di lahan pertanian Desa Serdang, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan. Penanaman tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi cabai sekaligus menjaga ketersediaan pasokan cabai yang merata sepanjang tahun di Sumut.
Dalam kegiatan itu Hassanudin mengatakan bahwa saat ini harga cabai tidak stabil. Alias mudah naik sekaligus mudah turun. “Harga cabai sensitif, cepat naik dan turun. Apalagi menjelang masuknya Ramadhan,” kata Hassanudin pada Rabu, 21 Februari 2024.
Menurutnya, potensi pertanian di Kabupaten Asahan cukup baik sehingga perlu terus dikembangkan dan dikelola. Pemerintah Provinsi Sumut memberikan dukungan dan pendampingan agar masa depan semakin baik dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Hassanudin sempat berdialog dengan Ketua Kelompok Tani Sri Madya Wagimin dan Ketua Kelompok Tani Sukadame Nurlia Sitohang terkait ketersedian pupuk dan cara mendapatkan subsidi pupuk. Dia bilang, volume pupuk sudah ditambah oleh Kementerian Pertanian untuk meningkatkan pembangunan pertanian.
“Sumut didatangi menteri pertanian atas perintah Bapak Presiden (Joko Widodo), mengucurkan bantuan pupuk senilai Rp 14 triliun untuk seluruh Indonesia. Kita harap penambahan ini mencukupi kebutuhan pupuk di Sumut. Penyalurannya sampai ke kelompok tani dengan mudah dan penuh pengawasan,” ucapnya.
Secara simbolis, Hassanudin menyerahkan bibit dan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani. “Semoga bantuan dapat digunakan untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan. Tetap bekerja dan siasati dinamika perkembangan yang ada,” kata Hassanudin.
Bupati Asahan Surya mengatakan, belum ada komitmen membangun sektor pertanian. Kabupatennya memiliki luas 3.733 kilometer persegi. Terdiri dari 25 kecamatan, 177 desa dan 27 kelurahan. Luas areal persawahan 8.034 hektare pada tahun 2023 dengan produksi rata-rata 83.000 ton. Tingkat produktivitas mencapai 5,7 ton per hektare pada tahun 2023.
Iklan
Selain sawah, terdapat perkebunan rakyat seluas 103.375 hektare yang terdiri dari kelapa sawit, kakao, karet dan kelapa. Juga melakukan pengembangan areal hortikultura seperti bawang merah dan cabai merah. “Realisasi ini harus ditingkatkan,” kata Surya.
Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin menyebut, harga cabai merah dan rawit ditransaksikan dalam kisaran Rp 55.000 hingga Rp 65.000 per kilogram. Menurutnya, harga cabai di bulan Februari ini bertahan hingga pertengahan Maret.
“Saya menilai pasokan yang terganggu di sejumlah sentra produksi dipengaruhi dua faktor utama yakni kemampuan petani yang berkurang dalam menanam kembali lahan cabai pascapanen raya November lalu dan faktor cuaca yang tidak mendukung,” ujarnya.
Pilihan Editor: Basuki Hadimuljono Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo, Pengamat Ungkap Kriteria Menteri PUPR Berikutnya