Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menanggapi berbagai perkembangan isu politik di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2024).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menanggapi pertanyaan ada atau tidaknya potensi keinginan Koalisi Perubahan (Nasdem, PKB, PKS) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Jazilul memberikan pandangan bahwa Koalisi Perubahan saat di Pilpres tidak sama jika bekerja sama di tingkat daerah.
“Ide perubahan saya pikir tetap diinginkan oleh masyarakat. Tapi kalau Koalisi Perubahan itu berbeda dengan ide perubahan,” kata Jazilul saat ditemui usai pelepasan mudik di DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2024).
Ia mengatakan, sebenarnya semua daerah pasti menginginkan untuk berubah ke arah yang lebih baik. Itu semata-mata berbicara tentang ide perubahan. Namun, konteksnya berbeda dalam Koalisi Perubahan di tingkat daerah.
“Biasanya kalau diatur di tingkat Pilkada itu lebih rumit dibandingkan dikoordinasikan di tingkat pusat. Karena apa? Karena kadang satu kursi menentukan komposisi kelengkapan seseorang itu maju atau tidak. Jadi sangat teknis,” tutur dia.
Penjelasan Jazilul menandakan bahwa Koalisi Perubahan cukup sulit untuk melanjutkan negosiasi di Pilkada yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang. Sehingga kerjasama dengan Partai Nasdem dan PKS belum dapat dipastikan akan berlanjut usai perdamaian Pilpres rampung.
“Tapi PKB akan tetap mengawal ide perubahan, bukan Koalisi Perubahan ya. Ide perubahan agar kebijakan negara yang lebih memperhatikan rakyat, mengutamakan rakyat itu sampai ke daerah,” tegasnya.