Jakarta (ANTARA) – Pakar kesehatan dr Miza Afrizal, SpA. BMedSci.MKes mengatakan pneumonia di awal biasanya hadir dengan gejala-gejala seperti demam disertai nyeri kepala dan tubuh penghirup, batuk tidak berdahak ataupun batuk berdahak dengan cairan yang mengandung nanah berwarna kesehatan.
Gejala ini, menurut dia dalam keterangan pers, Selasa (14/11), sangat berat baik bagi anak-anak dan karena itu orang-orang disarankan untuk melindungi dan menyayangi paru-paru anak dengan melakukan vaksinasi PCV13 dosis lengkap.
Merujuk pada Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dosis pemberian vaksin pada anak sebanyak tiga kali yakni pada usia 2, 4, dan 6 bulan dan vaksin booster pada usia 12–15 bulan.
Selain pada anak, vaksin PCV13 juga direkomendasikan dalam imunisasi dewasa oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) guna melindungi masyarakat dari pneumonia, menurut dokter spesialis penyakit dalam, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Si., Sp.PD.
Baca juga: ITAGI: Kenali gejala pneumonia untuk tekan angka kematian balita
“Orang dewasa termasuk lansia, hanya perlu satu kali vaksinasi seumur hidup. Bila sedang sakit, jangan lupa memakai masker, supaya tidak menularkan ke orang lain,” kata dia melalui keterangan pers yang sama.
Rambe mengingatkan pneumonia termasuk penyakit yang serius dan dapat berakibat fatal. Oleh karena itu, imbuh dia, penting bagi orang-orang menjalani gaya hidup sehat agar imunitas selalu terjaga.
Pneumonia bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur dan Streptococcus pneumoniae Diketahui adalah bakteri yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan pneumonia.
Penyakit ini terbentuk dari infeksi akut dari daerah saluran pernapasan bagian bawah secara spesifik mempengaruhi paru-paru dan menyebabkan area tersebut dipenuhi oleh cairan, lendir atau nanah. Kondisi ini bisa membuat penderita mengalami batuk, sesak napas, hingga nyeri di dada pada saat batuk.
Baca juga: Waspada pneumonia jika frekuensi nafas balita lebih dari 40 kali per menit
Ini merupakan salah satu penyakit invasif yang menyerang paru-paru dan memiliki konsekuensi jangka panjang bagi penderitanya, termasuk menurunnya fungsi kognitif, komplikasi atau kerusakan organ dalam lainnya, dan kerusakan paru-paru.
Penyakit pneumonia seringkali dikaitkan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sebagian besar antara kasus yang terkonfirmasi adalah orang dewasa usia 45-65 tahun (18 persen) dan anak-anak usia 0-4 tahun (14,4 persen), menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2022.
Di Indonesia, vaksinasi pneumonia diharapkan dapat mencegah serotipe 6A (merupakan serotipe yang mengalami multidrug resisten dan serotipe 19A (serotipe utama penyebab penyakit pneumokokus, serta semakin resisten terhadap antibiotik) yang merupakan serotipe dominan di Indonesia serta menjadi serotipe utama dari 13 serotipe penyebab penyakit pneumokokus.
Menurut berbagai data di negara barat seperti Prancis dan Amerika Serikat, penggunaan vaksin pneumonia berkontribusi dalam menurunkan risiko rawat inap dan akibat kematian pneumonia sebanyak 60 – 80 persen, terutama pada pasien yang memiliki komorbiditas dan risiko kesehatan.
Baca juga: Agar anak tak sampai kena pneumonia
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Redaktur : Siti Zulaikha
HAK CIPTA © ANTARA 2023