Saat Delhi bergulat dengan gelombang dingin yang menggigit dan meningkatnya polusi musim dingin, sangat penting bagi penduduknya untuk menjaga kesehatan mereka dari dua tantangan yang ditimbulkan oleh cuaca dan kualitas udara. Penelitian terbaru dari Barrow Neurological Institute di Arizona menggarisbawahi risiko 56 persen lebih tinggi terkena penyakit Parkinson akibat polusi udara. Demikian pula, sebuah penelitian di Oxford mengungkapkan bahwa anak-anak dan remaja yang terpapar polusi udara selama tahap kritis perkembangan mental menghadapi peningkatan risiko masalah kesehatan mental di masa depan, termasuk depresi, kecemasan, demensia, dan skizofrenia.
Kekhawatiran ini sangat memprihatinkan karena tujuh dari 10 kota paling tercemar secara global berlokasi di India. Meskipun mencari perlindungan di dalam ruangan saat suhu dingin tampaknya merupakan respons yang logis, penting untuk mempertanyakan apakah ruang dalam ruangan kita benar-benar kebal terhadap bahaya polusi.
Menyegel jendela dan pintu dapat menciptakan rasa perlindungan yang salah, karena secara tidak sengaja akan memerangkap polutan di dalamnya. Asap knalpot kendaraan, serbuk sari, spora jamur, dan polutan yang dihasilkan di dalam rumah kita berkumpul, menciptakan campuran udara kotor yang kompleks.
Yang mengejutkan, polusi dalam ruangan bisa 10 kali lebih buruk daripada polusi udara luar ruangan, Insinyur Desain Senior di Dyson, Sam Railton memperingatkan: “Dengan menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan selama musim dingin, aktivitas kita sehari-hari meningkatkan tingkat polutan dalam ruangan – mulai dari memasak dan bersih-bersih hingga menggunakan produk perawatan pribadi seperti deodoran.”
Tips Menjaga AQI di Rumah
Menanggapi tantangan ini, Sam Railton, Insinyur Desain Senior di Dyson menyarankan langkah-langkah praktis untuk menjaga Indeks Kualitas Udara (AQI) dalam ruangan yang sehat dan memastikan lingkungan hidup yang kondusif:
1. Kurangi Sumber Polusi: Minimalkan penggunaan semprotan aerosol dan lilin di dalam rumah Anda. Sesuaikan rutinitas untuk memasukkan lebih sedikit aktivitas yang menimbulkan polusi. Saat memasak dengan minyak goreng, pastikan ventilasi yang baik atau gunakan alat pembersih. Membuka jendela, jika polusi udara luar ruangan rendah, adalah sebuah pilihan, namun berhati-hatilah dalam memasukkan polutan luar ruangan.
2. Memerangi Debu: Tungau debu tumbuh subur di tempat yang hangat dan gelap seperti sofa dan tempat tidur. Aktivitas sehari-hari, seperti menggunakan pemanas sentral, dapat mengganggu debu mikroskopis sehingga berkontribusi terhadap polusi dalam ruangan. Sedot perabotan lembut secara teratur untuk mengurangi alergen.
3. Memanfaatkan Alat Pembersih Udara: Berinvestasi pada alat pembersih udara yang dilengkapi dengan filter HEPA menjadi hal yang sangat penting. Filter ini memastikan filtrasi menyeluruh, menjebak berbagai polutan, dan menjaga kesehatan lingkungan dalam ruangan.
Saat memilih alat pembersih udara, pertimbangkan fitur-fitur seperti teknologi filtrasi canggih, kemampuan menghilangkan partikel halus dan ultra-halus, serta area cakupan dan sirkulasi udara unit.
Menerapkan langkah-langkah proaktif untuk meminimalkan paparan terhadap polutan rumah tangga dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan secara signifikan, memberikan perlindungan terhadap risiko kesehatan yang terkait dengan peningkatan tingkat polusi udara selama musim dingin.