Tinjauan tersebut tidak hanya menemukan tidak adanya hubungan secara keseluruhan antara penggunaan ponsel dan kanker, tetapi juga mengesampingkan risiko apa pun yang terkait dengan penggunaan jangka panjang dan frekuensi. (Getty Images)
Sebuah kajian yang ditugaskan oleh WHO baru-baru ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang jelas antara penggunaan telepon seluler dan kanker otak, kepala atau leher.
Risiko kanker yang dirasakan akibat radiasi elektromagnetik telah menjadi aspek utama kesadaran publik tentang kanker selama beberapa dekade. Dari kisah yang sering diulang-ulang tentang ilmuwan terkenal Marie Curie, yang meninggal karena keracunan radiasi dari Radium yang sama yang telah ditemukannya, hingga penggambaran yang lebih fantastis tentang manusia dan hewan yang bermutasi dalam film-film Hollywood yang tidak perlu dipikirkan lagi, kaitan tersebut telah tertanam dalam diri kita semua. Dr. (Prof.) Ishwar Chandra Premsagar, Kepala Neuro & Tulang Belakang, Layanan Onkologi, Rajiv Gandhi Cancer Institute & Research Centre (RGCIRC) berbagi tentang bagaimana ponsel dan radiasi berhubungan dengan kanker.
Meledaknya telepon seluler dan teknologi nirkabel dalam dua dekade terakhir menimbulkan banyak pertanyaan dalam aspek ini. Di satu sisi, kita memiliki sinyal seluler, Bluetooth, dan wi-fi yang menembus dinding beton tetapi konon aman bagi manusia. Di sisi lain, semua telepon genggam yang kita miliki secara mencolok mencantumkan tingkat SAR (Specific Absorption Rate) – ukuran daya yang diserap oleh jaringan tubuh kita saat terpapar medan elektromagnetik frekuensi radio – yang tampaknya menunjukkan bahwa tingkat yang lebih tinggi dapat berdampak buruk pada kesehatan kita. Sebenarnya, orang-orang sering bertanya-tanya, mana yang aman atau tidak aman, dan ini menyebabkan banyak mitos dan legenda urban.
Tinjauan terbaru yang ditugaskan oleh WHO telah menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang jelas antara penggunaan ponsel dan kanker otak, kepala, atau leher. Apakah studi baru yang dilakukan oleh Badan Perlindungan Radiasi dan Keselamatan Nuklir Australia yang meneliti lebih dari 5000 studi tentang subjek ini, sekarang berarti bahwa semuanya aman dan semuanya baik-baik saja?
Ada tiga aspek penting yang harus dipahami oleh pengguna rata-rata:
Pertama, ada banyak penelitian di masa lalu. Yang terpenting di antaranya adalah penelitian yang dianggap oleh IARC (Badan Internasional untuk Penelitian Kanker) pada tahun 2011, yang kemudian menyatakan medan RF dan EM sebagai kemungkinan karsinogenik. Penelitian WHO terbaru mempertanyakan peringatan IARC tersebut dan berspekulasi bahwa bias partisipan mungkin berperan dalam temuan tersebut.
Kedua, terdapat perbedaan teknis yang sangat besar dalam berbagai jenis radiasi yang belum sepenuhnya kita pahami. Misalnya, radiasi dari ponsel bersifat non-ionisasi, yang berarti tidak cukup kuat untuk merusak pada tingkat atom (menghilangkan elektron). Tingkat SAR yang dibahas sebelumnya juga merupakan ukuran radiasi non-ionisasi ini, yang meskipun tidak terlalu mengancam, tetap diatur dengan ketat. Radiasi ionisasi, seperti Sinar X, merupakan ancaman penyebab kanker yang sebenarnya dan ini tidak dipancarkan oleh perangkat seluler kita.
Ketiga, studi WHO sendiri berfokus pada jendela sempit tentang kanker otak (termasuk area leher). Meskipun hal itu mungkin telah dikesampingkan untuk saat ini, dampak lain dari penggunaan ponsel dalam jangka panjang, seperti stres, rentang perhatian yang berkurang, kecenderungan mengisolasi diri secara sosial, dan efek buruk pada penglihatan adalah bahaya nyata dan nyata yang tidak boleh dilupakan.
Dampak Kesehatan
- Tumor OtakPenelitian belum secara pasti mengaitkan penggunaan ponsel dengan tumor otak. Namun, potensi risikonya masih menjadi subjek penelitian yang sedang berlangsung.
- Efek KognitifPenggunaan ponsel dalam jangka panjang dapat memengaruhi fungsi kognitif, seperti memori dan pembelajaran. Ada kekhawatiran tentang bagaimana radiasi elektromagnetik dapat memengaruhi aktivitas otak.
- Masalah PerilakuPenggunaan ponsel yang berlebihan dapat menyebabkan masalah perilaku, terutama pada pengguna yang masih muda. Menghindari penggunaan ponsel dapat mengakibatkan frustrasi atau agresi.
Apa yang harus Anda lakukan?
Berhati-hatilah saat menggunakan ponsel. Sebaiknya batasi paparan dalam jangka panjang dan pilih opsi hands-free hingga penelitian lebih lanjut menjelaskan potensi risikonya. Meskipun penelitian terbaru mungkin menunjukkan bahwa hal itu aman, mengurangi penggunaan perangkat sesuai kebutuhan dan menghindari penggunaan berlebihan dapat membantu mencegah potensi efek samping dan kecanduan.