Nairobi, Kenya (ANTARA) – Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, kembali menegaskan tuntutan Afrika untuk mendapatkan alokasi perwakilan anggota tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
Ramaphosa menekankan bahwa tidak dapat diterima jika benua Afrika, yang menjadi rumah bagi 1,3 miliar orang, tetap tidak teriwakil dalam keanggotaan tetap.
Afrika layak mendapatkan kursi tetap sekaligus hak veto agar tidak dikesampingkan sebagai “partisipan kelas dua”, katanya kepada wartawan dalam acara Pameran Udara Dirgantara dan Pertahanan Afrika di Pangkalan Angkatan Udara Waterkloof, Centurion, Afsel.
“Saat ini, sangat aneh dan tidak adil bahwa kami tidak terwakili, namun kami telah berkampanye, dan konsep ini mulai diterima,” ujar Ramaphosa.
“Kami memiliki kemampuan, kami memiliki pengetahuan, dan Afrika perlu diberi tempat yang layak dalam sistem PBB dan berbagai strukturnya,” ujarnya.
Pernyataan itu muncul setelah Amerika Serikat (AS) pekan lalu menyatakan akan memperkuat dukungan bagi dua negara Afrika sebagai anggota tetap DK PBB tanpa hak veto, sebagai bagian dari reformasi yang diusulkan.
Presiden Afrika Selatan dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Agustus tahun lalu memimpin bersama meja dialog antara para pemimpin Tiongkok dan Afrika di Johannesburg, yang dihadiri oleh sejumlah pemimpin Afrika.
Kedua pihak menegaskan kembali komitmen kuat mereka pada tujuan dan prinsip Piagam PBB, serta dukungan teguh satu sama lain dalam menjaga integritas wilayah, pelestarian, keamanan, dan kepentingan pembangunan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: DK PBB mengadopsi resolusi seruan gencatan senjata di Gaza
Baca juga: Mahkamah Internasional adakan sidang terbuka atas permintaan Afsel
Afrika Selatan desak lagi ICJ menghentikan genosida Israel di Palestina
Penerjemah: Primayanti
Editor: Tia Mutiasari
Hak Cipta © ANTARA 2024