Raja Charles tampaknya telah melontarkan komentar terselubung terhadap kelompok anti-monarkis dalam pidatonya di Parlemen New South Wales.
Saat berpidato di depan anggota parlemen, sang raja terbuka tentang rasa cintanya terhadap negaranya meski mendapat reaksi keras.
Raja berkata, “Sungguh suatu kebahagiaan besar bisa datang ke Australia untuk pertama kalinya sebagai Penguasa, dan memperbarui rasa cinta terhadap negara ini dan rakyatnya yang telah saya hargai sejak lama.”
Khususnya, Raja Charles memberikan hadiah, sebuah jam pasir, kepada parlemen dan menyebutnya sebagai “pengatur waktu pidato”, yang membuat para hadirin terkejut.
Raja tampak tidak terpengaruh oleh protes yang sedang berlangsung oleh Gerakan Republik Australia (ARM), yang mendesak raja untuk mundur sebagai kepala negara. Para pekerja partai ingin negaranya menjadi negara republik.
Sebelumnya, salah satu ketua ARM, Esther Anatolitis menjuluki tur bersejarah Raja Charles sebagai “The Farewell Oz Tour”.
Dia menulis di X, “Ini waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal pada pemerintahan kerajaan. Kunjungan minggu ini adalah kesempatan berharga bagi kita untuk menanyakan pertanyaan yang telah kita tanyakan selama bertahun-tahun, mengapa Australia masih memiliki seorang Raja?”
Penting untuk disebutkan bahwa sebelum dia tiba di Australia, Raja Charles mengeluarkan pesan yang kuat, menyatakan bahwa dia tidak akan ikut campur jika publik Australia memilih untuk menggantikannya sebagai kepala negara karena dia memiliki “cinta dan kasih sayang yang mendalam” terhadap negaranya.
