peristiwa itu tidak boleh terulang
Jakarta (ANTARA) – Ratusan guru, dosen dan mahasiswa dari beberapa universitas berwisata belajar (study tour) ke Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur, dalam rangka memperingati Hari Pemberontakan G30S/PKI 1965 dan Hari Kesaktian Pancasila.
“Mereka dibimbing oleh Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB),” Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa Mayjend (Purn) Lukman R. Boer dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
Ia berharap kegiatan tersebut menjadi bagian dalam membangun pemahaman perjalanan sejarah kepada generasi penerus bangsa.
Agenda itu diikuti oleh 150 orang, yang terdiri dari dosen, guru sejarah, mahasiswa dan siswa dari Universitas Trilogi, Universitas Pancasila, Universitas UHAMKA, Labschool Cirendeu dan guru-guru dari Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI).
Dalam sejarahnya, kata dia, negara Indonesia telah mengalami beberapa fase pemberontakan komunisme sejak zaman penjajahan Belanda 1926, masa perjuangan Kemerdekaan (1948, Peristiwa Madiun) dan terakhir pada era pemerintahan Soekarno (1965).
Baca juga: Monumen Pahlawan Revolusi, mulailah sejarah dan pembangunannya
Pemberontakan G30S PKI 1965 telah menelan begitu banyak korban masyarakat Indonesia.
“Sehingga, sebagai warga bangsa, kita berharap bahwa peristiwa itu tidak boleh terulang dan harus menjadi kejadian pahit terakhir yang pernah dialami Indonesia,” Lukman.
Namun, sejarah dan dinamika sosial politik Indonesia terus berubah dan PKI telah dibubarkan melalui Supersemar (surat perintah 11 maret) dan diperkuat pula oleh Ketetapan MPRS No 25/1966.
Namun, bagi para penggiat komunisme, PKI tidak pernah mati dan tidak pernah pula dibubarkan oleh para pendirinya.
Seperti pesan DN Aidit dan Sudisman, pemandangan ditangkap dan ditembak mati oleh pasukan TNI yang menangkapnya.
Baca juga: Sudin Gulkarmat Jaktim menyemprot area Monumen Pancasila Sakti
Kewaspadaan terhadap bahaya laten komunisme ini, kata dia, harus terus tumbuh di berbagai generasi penerus bangsa Indonesia agar Pancasila semakin kuat dan terjaga.
Sementara itu, Kepala Monumen Pancasila Sakti Letkol Caj Edy Bawono menyampaikan berbagai kekejian dan pengungkapan PKI sejak awal kemerdekaan hingga tahun 1968.
“PKI terus melakukan kekejian dan pengabdian kepada Pancasila dan bangsa Indonesia. Monumen ini sebagai bukti sejarah,” kata Edy.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Hak Cipta © ANTARA 2024