TEMPO.COBahasa Indonesia: Jakarta – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto, menilai kampanye dengan media baliho untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 masih tergolong paling efektif, meski sekarang sudah era digital.
Dia mengatakan hal itu ketika disinggung perihal rencana KPU Bali membuat kesepakatan kampanye Pilkada 2024 tanpa baliho.
“Jadi sarannya sangat positif dan kami mendukungnya, hanya untuk saat ini situasi yang paling efektif itu menggunakan baliho, mungkin perlahan seiring dengan perkembangan zaman,” kata dia di Denpasar pada Sabtu, 20 Juli 2024.
Adi Susanto menilai sosialisasi calon-calon kepala daerah paling bagus menggunakan baliho, karena tidak semua orang aktif menggunakan media sosial. DPW PSI Bali, kata dia, juga belum mengimbau konstituen dan kadernya menghentikan penggunaan baliho.
Namun, apabila ke depan kesepakatan yang dikeluarkan KPU Bali menyetujui seluruh partai politik, maka dia pun ikut menyetujuinya.
“Kalau memang sudah dibuatkan aturan, tentu kami akan patuh. Kami tetap sepakat dan mendukung untuk mengurangi penggunaan plastik, karena baliho juga bahan dasar plastik yang memang mengurainya memakan waktu yang lama,” ujar Adi Susanto.
Sebagai partai politik yang identik dengan anak muda, menurutnya penggunaan media sosial juga patut didukung. Partai politik yang dipimpin Kaesang Pangarep juga selama ini sudah aktif di dunia maya.
“Kami tidak melakukan tindakan yang menguntungkan, tetapi apakah bermanfaat bagi lingkungan. Kalau memang bermanfaat besar bagi lingkungan kita, kenapa tidak mendukung? Kami akan sangat mendukung karena punya tim media juga,” kata dia.
Dia bilang, dia juga aktif menggunakan media sosial. “Cuma memang karena media sosial banyak digunakan di Kota Denpasar saja, tapi tidak di kabupaten/kota yang jauh dari kota. Itulah kenapa alasannya masih menggunakan cara konvensional dengan memasang baliho,” ujarnya.
KPU Ingin Pilkada Tanpa Baliho Dimulai dari Denpasar dan Badung
Sebelumnya, KPU Bali mengajak partai politik untuk tidak menggunakan alat kampanye berupa baliho yang merusak lingkungan dan pemandangan di jalan dalam Pilkada 2024. Hal itu disampaikan Lidartawan saat peluncuran maskot dan bergemerincing Pilkada Bali 2024 di Denpasar pada Jumat, 5 Juli 2024. Dalam kesempatan itu, Lidartawan mengatakan sudah menelepon dengan baliho.