Jakarta, CNBC Indonesia – Penulis buku Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki memberi “peringatan” kepada warganet agar tidak membeli saham dan obligasi buntut dari aksi China. Hal itu disampaikan Kiyosaki melalui akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya.
Menurut Kiyosaki, Tiongkok sedang dilanda masalah, yakni meminjam dana untuk membeli saham demi “menggairahkan pasar saham”. Menurutnya, ini bukan waktu yang tepat untuk membeli saham dan obligasi.
“Ini adalah waktu yang tepat untuk membeli emas, perak, dan Bitcoin sebanyak mungkin sesuai kemampuan finansial Anda,” ujar Kiyosaki, dikutip Minggu (24/3/2024).
Sebelumnya, Kiyosaki pun sempat membahas investasi perak yang disebut sebagai aset dengan penawaran harga menarik. Menurut Kiyosaki, perak adalah logam yang sangat berharga.
“Perak adalah tawaran terbaik? Perak bukan hanya merupakan logam yang berharga, melainkan sebuah logam yang digunakan industri dan bersifat strategis,” kata Kiyosaki.
Dengan adanya peperangan di dunia ini, permintaan perak akan meningkat. Belum lama ini, perusahaan Tesla milik Elon Musk mulai mengambil kendali di beberapa tambang perak untuk melindungi pasokan bahan logam ke mobil listrik Tesla. Harga perak masih 60% dari level tertingginya. Dan hampir orang di seluruh dunia ini mampu membeli Koin Perak. Apakah ini waktu yang tepat untuk membeli perak? Berhati-hatilah,” lanjutnya.
Sebagai informasi, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) kembali menahan suku bunga acuannya di level 5,25-5,50% untuk kelima kalinya secara berturut-turut. The Fed juga menekankan bahwa mereka akan menunggu lebih banyak pendukung data sebelum memangkas acuan suku bunga.
Sementara itu, harga emas dunia juga kembali mencetak all time high dan menembus level psikologis baru yakni US$2.200 pada perdagangan Rabu (20/3/2024).
Terkait perak, Kementerian ESDM RI sempat mengumumkan seputar usia pertambangan mineral yang ada di Indonesia, seperti usia tambang nikel, timah, bauksit, hingga emas dan perak. Sedangkan untuk tembaga, usianya ditaksir hanya tersisa 23 tahun saja, lalu bauksit mencapai 97 tahun dan cadangan timah tersisa 31 tahun. Sementara emas dan perak masih di atas 100 tahun.
Melansir laman Logammulia.com, di Indonesia emas merupakan logam mulia yang lebih digemari daripada perak. Hasilnya, pembelian kembali perak dapat dikatakan lebih sulit daripada emas yang pada akhirnya memberimbas pada likuiditas aset ini.
Namun, fluktuasi harga perak dinilai lebih tinggi daripada emas. Jika emas mengalami peningkatan sampai dua kali lipat dari harga awal maka kenaikan harga perak justru bisa tiga kali lipatnya.
Artikel Selanjutnya
Gara-gara Perang, Robert Kiyosaki Beralih Investasi ke Sini
(mkh/mkh)