REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik Rocky Gerung memandang senyuman Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri lebih indah dari ekspresi Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci. Menurut Rocky, ekspresi Megawati itu lebih indah dalam konteks tetap tersenyum di tengah intimidasi dari penguasa.
Rocky Gerung menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara bedah buku “Merahnya Ajaran Bung Karno” dalam rangka Refleksi Kemerdekaan ke-79 RI yang digelar Persatuan Alumni GMNI Lebak di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Banten, Jumat (16/8/2024).
Rocky mulanya menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Museum Louvre di Paris beberapa waktu lalu. Dia lalu melihat lukisan asli Mona Lisa.
“Saya berfoto disitu. Saya menikmati senyum Mona Lisa.Tetapi begitu saya pulang ke Indonesia, saya tahu ada senyum yang lebih indah dari Mona Lisa. Senyum Megawati,” kata Rocky dalam kegiatan itu.
Rocky merasa Megawati yang tetap dapat tersenyum meski menghadapi penguasa. Rocky merasa Mona Lisa belum tentu dapat tersenyum layaknya Megawati jika dihadapkan dengan penguasa.
“Senyum Megawati yang didera oleh politik, diintimidasi oleh kekuasaan, Megawati senyum. Belum tentu Mona Lisa kalau diintimidasi oleh kekuasaan dia senyum,” kata Rocky.
Rocky lalu menyampaikan para pendiri bangsa yang memiliki kemampuan berpikir. Menurut dia, penting untuk mengembalikan kemampuan tradisi berpikir untuk diterapkan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Rocky selalu senang diundang dalam acara diskusi.
“Karena hanya dengan pikiran kita bisa meloloskan seluruh ide, untuk berdiskusi dengan pikiran bangsa. Saya mau memaksimalkan forum ini, sebagai upaya pertama untuk mendalilkan bahwa ada Ibu Kota Negara, tetapi saya ingin Rangkasbitung jadi Ibu Kota Pikiran,” ujar Rocky.
Rocky ketegangan forum ini ialah diskusi buku Merahnya Ajaran Bung Karno. Dia ingin mengajak audiens untuk membaca bagaimana Bung Karno bisa relevan dengan keadaan hari-hari ini.
Rocky Gerung mengatakan ketika pergi ke Eropa, mereka tidak bertanya soal bahasa. Namun mereka akan bertanya tentang HAM, demokrasi, lingkungan hidup, dan solidaritas kemanusiaan.
“Semua itu adalah pikiran Bung Karno, bahkan mendahului zaman. Jadi, kita jangan menenggelamkan pikiran itu,” kata Rocky.
Patut diketahui, dalam acara ini hadir narasumber lainnya yakni Sejarawan Bonnie Triyana, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dan penulis Buku Merahnya Ajaran Bung Karno Airlangga Pribadi.
Sementara itu, ratusan peserta turut hadir dari berbagai unsur organisasi antara lain PA GMNI, mahasiswa hingga organ pemuda di Rangkasbitung.