New Delhi: Saham HDFC Bank turun lebih dari 8 persen pada hari Rabu, mengikis Rs 1 lakh crore dari penilaian pasarnya, setelah pendapatan kuartal Desember perusahaan tersebut gagal mengesankan investor. Sahamnya merosot 8,46 persen menjadi Rs 1.536,90 di BSE. Pada siang hari, harganya anjlok 9 persen menjadi Rs 1.527,25. Harganya turun 8,15 persen menjadi ditutup pada Rs 1,542.15 di NSE.
Kapitalisasi pasar (mcap) perseroan tergerus Rp 1.07.851,24 crore menjadi Rp 11.66.888,98 crore. Itu adalah perusahaan yang paling lamban di antara perusahaan Sensex dan Nifty. Di pasar ekuitas yang lebih luas, 30 saham benchmark BSE Sensex anjlok 1,628.01 poin atau 2.23 persen menjadi 71,500.76, dan Nifty merosot 460.35 poin atau 2.09 persen menjadi 21,571.95. (Baca Juga: Google Pay Menandatangani MoU Dengan NPCI Untuk Memperluas Pembayaran UPI Secara Global)
Aksi jual juga terjadi pada saham-saham bank lain, dengan Kotak Mahindra Bank, Axis Bank, ICICI Bank, State Bank of India, dan IndusInd Bank berakhir di zona merah.
Indeks BSE Bankex anjlok 4,02 persen menjadi 52.020,27. “Harga saham HDFC Bank tergelincir di tengah kekhawatiran seputar perlambatan pertumbuhan simpanan,” kata Jaykrishna Gandhi, Kepala Pengembangan Bisnis, Ekuitas Institusional, Emkay Global Financial Services.
HDFC Bank pada hari Selasa melaporkan kenaikan laba bersih konsolidasi sebesar 2,65 persen sebesar Rs 17,258 crore untuk periode Oktober-Desember dibandingkan Rs 16,811 crore pada kuartal September sebelumnya.
Pemberi pinjaman sektor swasta terbesar, yang menggabungkan induk pemberi pinjaman hipotek HDFC ke dalam dirinya pada bulan Juli, melaporkan laba bersih sebesar Rs 16,372 crore dibandingkan Rs 15,976 crore pada periode kuartal lalu secara mandiri. “HDFC Bank melaporkan kuartal campuran,” menurut ke laporan oleh Motilal Oswal Research. (Baca Juga: Kartu Aadhaar Tak Lagi Berlaku Sebagai Dokumen Bukti Tanggal Lahir Untuk EPFO)
Pendapatan bunga bersih intinya tumbuh menjadi Rs 28,470 crore selama kuartal tersebut, sementara pendapatan lainnya mencapai Rs 11,140 crore, menurut pengajuan bursa.
Dari sisi kualitas aset, perusahaan mencatat peningkatan rasio aset bermasalah bruto sebesar 1,26 persen dibandingkan 1,34 persen pada periode kuartal lalu.