Tata surya dipenuhi dengan jumlah asteroid yang sangat banyak. Para ilmuwan telah mengidentifikasi setidaknya 1,4 juta benda angkasa ini, dengan kemungkinan masih banyak lagi yang belum ditemukan. Sebagian besar benda angkasa yang diketahui asteroid orbit dalam sabuk asteroid utama yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Namun, sebagian besar objek ini, yang diklasifikasikan sebagai Dekat Bumi Objek-objek luar angkasa (NEO), memiliki orbit yang berpotongan dengan lintasan Bumi mengelilingi Matahari. Beberapa di antaranya NEO (Neo yang baru terbentuk) pada akhirnya dapat bertabrakan dengan planet kita, yang mengakibatkan konsekuensi mulai dari yang spektakuler hujan meteor terhadap potensi kepunahan seluruh spesies, sebagaimana dibuktikan oleh nasib dinosaurus.
Profesor MIT dan pakar asteroid Richard Binzel mengatakan bahwa Bumi menghadapi lebih dari sepuluh ton debu setiap hari. Partikel-partikel kecil ini terbakar di atmosfer, yang menyebabkan hujan meteor. Dalam skala yang lebih besar, batu-batu berukuran kelereng hingga bola bowling menghantam Bumi beberapa kali setiap hari, menciptakan garis-garis terang yang dikenal sebagai bolida. Objek yang sedikit lebih besar, seukuran beberapa bola pantai, jatuh ke Bumi berkali-kali dalam setahun, terkadang meninggalkan meteorit.
Asteroid dan komet menghantam Bumi dengan frekuensi yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan tingkat ancaman yang berbeda-beda:
Profesor MIT dan pakar asteroid Richard Binzel mengatakan bahwa Bumi menghadapi lebih dari sepuluh ton debu setiap hari. Partikel-partikel kecil ini terbakar di atmosfer, yang menyebabkan hujan meteor. Dalam skala yang lebih besar, batu-batu berukuran kelereng hingga bola bowling menghantam Bumi beberapa kali setiap hari, menciptakan garis-garis terang yang dikenal sebagai bolida. Objek yang sedikit lebih besar, seukuran beberapa bola pantai, jatuh ke Bumi berkali-kali dalam setahun, terkadang meninggalkan meteorit.
Asteroid dan komet menghantam Bumi dengan frekuensi yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan tingkat ancaman yang berbeda-beda:
- Satu asteroid besar, Apophis, dengan diameter lebih dari 300 meter, diperkirakan akan melintas dekat Bumi pada tahun 2029, 2036, dan 2068. Untungnya, risiko menabrak Bumi rendah. Namun, para astronom secara aktif bersiap menghadapi potensi ancaman.
NASA Misi Uji Pengalihan Asteroid Ganda (DART) milik Uni Eropa menunjukkan kemampuan untuk membelokkan asteroid, sehingga memberikan harapan bagi masa depanpertahanan planet - Partikel kecil (1 gram) memasuki atmosfer setiap hari, menciptakan bintang jatuh atau meteor yang terbakar tanpa membahayakan.
- Asteroid berukuran sekitar 4 meter menghantam Bumi rata-rata sekitar satu kali setiap 1,3 tahun. Asteroid ini biasanya meledak di atmosfer dan tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan.
- Asteroid berukuran 20 meter, seperti yang meledak di Chelyabinsk, Rusia pada tahun 2013, menghantam Bumi rata-rata satu atau dua kali per abad. Asteroid ini dapat menyebabkan gelombang kejut yang memecahkan jendela dan melukai orang.
- Asteroid yang lebih besar sekitar 40 meter, seperti yang menghantam Tunguska, Siberia pada tahun 1908, menghantam sekitar satu atau dua kali per milenium. Asteroid ini dapat menghancurkan daerah regional.
- Asteroid sangat besar selebar 10 kilometer, yang mampu menyebabkan kepunahan massal, menghantam dalam skala waktu sekitar 100 juta tahun rata-rata.
Berapa besar kemungkinan asteroid besar menabrak Bumi pada abad berikutnya?
- Sebuah studi baru menemukan bahwa tidak ada asteroid yang diketahui berukuran lebih besar dari 1 kilometer yang diprediksi akan menghantam Bumi dalam 1.000 tahun ke depan.
Para peneliti menggunakan pendekatan pemodelan baru untuk memperluas asteroidprediksi dampak jauh lebih jauh ke masa depan daripada metode sebelumnya.
Asteroid dengan risiko tertinggi untuk menghantam Bumi dalam 1.000 tahun ke depan adalah 1994 PC1, asteroid selebar 1,1 km, namun hanya memiliki peluang 0,0151% untuk datang dalam jarak Bumi-Bulan dalam kurun waktu tersebut.
- Asteroid yang lebih besar mampu menyebabkan
bencana global dengan lebar sekitar 3-5 km, diperkirakan hanya akan menghantam Bumi sekitar sekali setiap 30 juta tahun rata-rata - Meskipun asteroid yang lebih kecil dengan lebar sekitar 300-600 m masih dapat menyebabkan kehancuran regional, waktu rata-rata antara dampak tersebut diperkirakan 70.000-200.000 tahun
- NASA dan lembaga lainnya secara aktif melacak dan memantau asteroid dekat Bumi untuk mengidentifikasi potensi ancaman, meskipun beberapa objek yang lebih kecil mungkin masih belum ditemukan.