Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan kepada pemerintah berbagai negara untuk menyepakati perjanjian digital global guna memitigasi risiko teknologi digital, dan mengidentifikasi cara untuk memanfaatkannya demi kebaikan umat manusia.
Guterres secara khusus merujuk pada penggunaan kecerdasan buatan (AI) sebagai senjata, yang disebutnya adalah “masalah besar”.
“Bahkan mereka yang telah mengembangkan AI dan mengambil keuntungan darinya sebagian besar telah menyatakan kelembutan yang mendalam dan memohon–bahkan memohon–adanya tata kelola,” ujar Guterres pada Senin (5/6).
Dia mengatakan bahwa pendekatan nasional dan regional tidak cukup dalam penanganan isu global ini.
“Kesepakatan tersebut akan memberikan kerangka kerja untuk menyelaraskan pendekatan nasional, regional, dan industri seputar prioritas, prinsip, dan tujuan global,” katanya.
Guterres mengusulkan untuk membentuk badan ahli yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan yang akan meninjau pengaturan tata kelola AI dan menawarkan rekomendasi tentang bagaimana perjanjian tersebut dapat diselaraskan dengan HAM, supremasi hukum, dan kebaikan bersama.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pakar sebut saja masyarakat perlu beradaptasi dengan perkembangan AI
Baca juga: AI dinilai membawa potensi sekaligus ancaman bagi bisnis di Indonesia
Baca juga: Menlu Belanda melarang duniai pengaturan AI dalam militer
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
HAK CIPTA © ANTARA 2023