REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Doa adalah senjata umat Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Manusia sangat ingin berdoa kepada Allah SWT. Dalam kisah-kisah ini, ada hikmah yang dapat dipetik terkait sebab-sebab tertolaknya doa.
Ulama yang ahli hikmah, Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah pernah mengatakan, “Telah sampai saya kisah bahwa Bani Israil tertimpa kekeringan yang sangat hebat selama tujuh tahun. Sehingga mereka memakan bangkai dan sisa pembuangan dari tempat sampah.”
Dalam keadaan seperti itu, Bani Israil menangis dan memajang dirinya di hadapan Allah. Allah SWT kemudian menurunkan wahyu kepada Nabi mereka, 'Sekalipun kalian datang kepada-Ku dengan berjalan kaki hingga terbelah telapak kaki kalian, tangan-tangan kalian terangkat ke atas dan lidah kalian penat karena berdoa kepada-Ku, Aku tidak akan mendengar doa kalian, dan tidak akan memperdulikan doa kalian, sampai kalian mengembalikan hak-hak orang lain yang kalian zalimi.' Lalu mereka (Bani Israil) menerjemahkan dan mengembalikan hak-hak itu, maka turunlah hujan kepada mereka.”
Dalam cerita yang lain, Ka'ab bin Abhar pernah mengisahkan tentang suatu kaum pada masa Nabi Musa Alaihissalam yang dilanda kekeringan yang luar biasa. Nabi Musa keluar rumah bersama Bani Israil untuk berdoa, memohon hujan sampai tiga kali. Akan tetapi, hujan yang turun tidak juga turun.
Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Musa, “Aku tidak mengabulkan doamu dan doa para sahabatmu, karena di antara kaummu ada yang suka menyebarkan fitnah (menyebarkan keburukan orang lain).”
Kemudian Nabi Musa bertanya, “Siapakah ia, ya Allah, agar kami dapat mengusirnya dari lingkungan kami.” Kemudian Allah SWT berfirman kepadanya, “Ya Musa, Aku sudah melarang kalian semua menyebarkan fitnah. Bagaimana Aku akan menjadi tukang fitnah?”
Kemudian Nabi Musa berkata kepada kaum Bani Israil, “Bertobatlah kalian semua kepada Allah dari melakukan fitnah.”
Bani Israil lalu bernegosiasi kepada Allah SWT, dan Allah pun segera menurunkan hujan yang sangat lebat kepada mereka.
Demikian kisah tersebut disampaikan Imam Al Ghazali bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin.
Dari kisah tersebut dapat dipetik hikmahnya, ternyata doa bisa ditolak karena manusia yang berdoa masih berbuat zalim.
Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa berdoalah dengan adab-adab yang meliputi batin (qalbu) di dalamnya. Inti darinya diterima doa adalah tobat, yaitu mengembalikan hak semua orang yang teraniaya, dan menghadapkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.