Jakarta, CNBC Indonesia – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai tren pertumbuhan asuransi umum tahun ini tidak begitu signifikan seperti tahun lalu. Ini mengingat ada beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat pertumbuhan tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan menuturkan, asuransi umum diproyeksikan akan tetap tumbuh pada tahun 2024. Namun, angka pertumbuhannya tidak begitu signifikan seperti tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan asuransi umum ditopang oleh asuransi harta benda, kendaraan bermotor dan kredit,” ungkap Budi dalam Insurance Forum, Selasa (16/7/2024).
Meski demikian, ia mengaku, asuransi umum masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Misalnya, penurunan penjualan kendaraan, regulasi yang belum final hingga jumlah klaim yang terus meningkat.
Akan tetapi, di tengah sejumlah tantangan tersebut masih ada peluang yang dapat dimanfaatkan. Dengan begitu, AAUI pun optimistis kinerja asuransi umum dapat terus meningkat di masa mendatang.
“Optimis ada pertumbuhan tarif (asuransi) harta benda yang mendongkrak produk premi. Selain itu, harapannya dari Gaikindo penjualan mobil setelah pemerintahan baru reborn menutup perlambatan pada semester I-2024,” jelasnya.
Tak hanya itu, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang mulai berlaku pada Desember mendatang diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja asuransi umum. Sebab, pertumbuhan klaim begitu membengkak di atas 30%, sedangkan pertumbuhan premi hanya 5,6%.
Asal tahu saja, kontribusi klaim tersebut paling besar diumbangkan oleh asuransi kredit. Sehingga, aturan baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan kinerja asuransi umum.
Artikel Selanjutnya
Premi Asuransi Umum Naik 15,3% Sepanjang 2023, Ditopang Engineering
(dpu/dpu)