Saturday, November 16, 2024
HomeNationalSkandal Cuci Nilai Rapor di SMPN Depok: Kronologi hingga 51 Calon Peserta...

Skandal Cuci Nilai Rapor di SMPN Depok: Kronologi hingga 51 Calon Peserta Didik Dianulir


TEMPO.CO, Depok – Skandal cuci nilai rapor mewarnai Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2024 dari jalur prestasi di Kota Depok, Jawa Barat. Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) Mochamad Ade Afriandi mengungkap kronologi terkuaknya skandal cuci nilai rapor di salah satu SMPN di Depok.

Ade menjelaskan, sebanyak 51 Calon Peserta Didik (CPD) asal Depok terpaksa dianulir karena saat PPDB tahap 2 terdapat data anomali. Bidang pengawasan PPDB Jabar dan Panitia PPDB di salah satu SMA di Kota Depok kemudian melakukan validasi ke sekolah asal.

“Ke SMP asal. Nah, data yang anomali itu ya, karena ada informasi terkait dengan nilai rapor ya, nilai rapor dari SMP asal.Tetapi pada saat divalidasi ke sekolah, disandingkan antara nilai rapor yang diunggah oleh CPD dengan buku rapor, dan juga buku nilai yang ada di sekolah, tidak ada perbedaan nilai (sesuai),” kata Ade, Selasa, 16 Juli 2024, seperti dikutip dari Tempo.

Namun, lanjut Ade, kejadian tersebut terungkap saat dilakukan pengecekan oleh Inspektorat Jenderal Kemendikbudristek melalui aplikasi e-rapor. Setelah dibuka, ternyata nilai di e-rapor berbeda dengan yang diunggah di buku rapor sekolah.

“Sehingga akhirnya ditelusuri oleh Itjen Kemendikbud bersama kami dan akhirnya diketahui jelas lah, ada istilahnya di Depok itu ‘cuci rapor’ ya, ada cuci rapor yang dilakukan oleh sekolah,” kata Ade.

Bagi Disdik Jabar hal tersebut sangat berputar, sehingga pada hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) ke 51 CPD tersebut dianulir.

“51 CPD tersebar di 8 SMA Negeri di Depok,” kata Ade.

Ade menerangkan, nilai e-rapor merupakan nilai riil sesuai yang dimasukkan ke aplikasi tersebut, sementara keadaan yang dilakukan dengan meningkatkan nilai buku rapor.

“Nah, tahap kedua itu jalur prestasi rapor ataupun kejuaraan ya, atau non akademis lah. Nah ini dari jalur prestasi rapor gitu,” katanya.

Berasal dari sekolah yang sama

Ade membenarkan bahwa 51 CPD yang dianulir tersebut berasal dari sekolah yang sama, yakni di salah satu SMP negeri di Depok.

“SMP itu meluluskan 300 siswa, nah yang akhirnya diketahui cuci rapor itu ada 51 siswa. Itu data yang diberikan dari Itjen Kemdikbud,” ucap Ade.

Katrol nilai rapor hingga 20 persen

Ade mengungkapkan, berdasarkan rapat dengan Kemendikbud, data yang terungkap mereka ada peningkatan nilai rapor 51 siswa hingga 20 persen dari nilai di e-rapor.

“Karena kami kemarin rapat di Kemdikbud. Jadi Kemdikbud membuka, kalau tidak salah itu rata-rata terisi 20 persen lah, menyumbang sekitar 20 dari e-rapor,” kata Ade.





Source link

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments