Ini adalah tindakan penyeimbang yang dilakukan banyak wanita setiap hari. Tekanan untuk berprestasi di tempat kerja, membina keluarga, dan memelihara rumah bisa terasa sangat berat. Namun melalui perjalanan saya, saya belajar bahwa mengelola tuntutan ini memerlukan seni membuat prioritas dan kesediaan untuk meminta bantuan.
Sudah terlalu lama, banyak di antara kita yang percaya bahwa kita harus menangani segala sesuatunya sendiri.
Kita ragu untuk meminta dukungan karena menurut kita hal itu membuat kita terlihat lemah. Namun kenyataannya, mencari bantuan adalah tanda kekuatan. Melibatkan pasangan dan keluarga kita dalam tugas-tugas rumah tangga dan bersandar pada rekan kerja di tempat kerja tidak hanya meringankan beban kita tetapi juga memberdayakan kita untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Sebagai pemimpin, merupakan tanggung jawab kita untuk mengenali tantangan unik yang dihadapi perempuan di organisasi kita. Kita tidak bisa begitu saja mengakui perjuangan ini; kita perlu menciptakan lingkungan yang benar-benar mendukung dan mengangkat derajat perempuan. Kesejahteraan mental bukanlah hal yang baik untuk dimiliki—ini penting. Berikut adalah lima strategi lanjutan yang dapat diterapkan oleh para pemimpin untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan perempuan di tempat kerja.
Ritika Arora, Co-founder dan COO, Manah Wellness berbagi strategi lanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan di tempat kerja.
1. Mengintegrasikan Kesehatan Mental ke dalam Kebijakan dan Praktik
Kesehatan mental harus disebutkan secara eksplisit dalam kebijakan organisasi dan dimasukkan ke dalam praktik sehari-hari. Hal ini termasuk menawarkan waktu istirahat yang banyak, jam kerja yang fleksibel, dan mendorong norma komunikasi yang sehat. Survei rutin dapat digunakan untuk mengukur keterlibatan, retensi, dan dimensi kesehatan mental karyawan perempuan, sehingga memperjelas bahwa organisasi memprioritaskan kesejahteraan mental perempuan. Selain itu, mendorong karyawan perempuan untuk melakukan penilaian kesehatan mental tahunan—mirip dengan tinjauan fisik atau kinerja—dapat membantu individu mengevaluasi kesejahteraan mental mereka dan mengakses sumber daya yang ditargetkan untuk mendapatkan dukungan.
2. Mengembangkan Kelompok Pendukung Organisasi
Menciptakan kelompok dukungan yang dipimpin oleh perempuan atau kelompok sumber daya karyawan kesehatan mental bisa sangat bermanfaat. Kelompok-kelompok ini memberikan ruang aman bagi perempuan untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan kesuksesan mereka. Mengetahui bahwa Anda tidak sendirian dan orang lain memahami perjuangan Anda akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan koneksi, yang sangat penting untuk kesejahteraan mental. Kelompok-kelompok ini tidak hanya memberikan dukungan emosional tetapi juga menciptakan jaringan yang dapat membantu perempuan menavigasi kompleksitas kehidupan profesional dan pribadi mereka.
3. Mengutamakan Fleksibilitas di Tempat Kerja
Fleksibilitas sangat penting untuk mendukung kesehatan mental perempuan. Baik itu pekerjaan jarak jauh, jam kerja yang fleksibel, atau kemampuan untuk mengambil cuti untuk urusan pribadi, para pemimpin harus membangun sebanyak mungkin fleksibilitas dalam kebijakan dan praktik. Penting juga bagi para pemimpin untuk mencontohkan perilaku ini, menunjukkan bahwa tidak masalah jika memprioritaskan perawatan diri dan menetapkan batasan. Ketika perempuan melihat pemimpin mereka menghargai keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan, mereka cenderung melakukan hal yang sama, mengurangi stres dan mencegah kelelahan.
4. Komunikasikan Sumber Daya yang Tersedia Secara Efektif
Meskipun sumber daya kesehatan mental tersedia, banyak karyawan mungkin tidak menyadarinya. Para pemimpin, khususnya perempuan, harus secara aktif mengkomunikasikan ketersediaan sumber daya ini dan berbagi pengalaman mereka untuk mendorong orang lain mencari bantuan tanpa takut akan stigma. Baik melalui buletin, rapat tim, atau percakapan tatap muka, memastikan bahwa semua karyawan mendapat informasi tentang dukungan yang tersedia sangat penting untuk menumbuhkan budaya kesejahteraan.
5. Mendorong Penetapan Batasan dan Pencabutan Kabel
Mempromosikan pentingnya menetapkan batasan dan berhenti bekerja sangat penting untuk kesehatan mental. Para pemimpin dapat mendorong praktik seperti tidak memeriksa email setelah jam kerja, memprioritaskan tugas-tugas penting, dan membungkam pesan terkait pekerjaan selama waktu pribadi. Beberapa perusahaan bahkan telah menerapkan kebijakan yang membatasi komunikasi terkait pekerjaan setelah jam kerja untuk membantu karyawan memutuskan hubungan dan memulihkan tenaga.